Sukses

1.000 Keramba Apung Diangkat dari Danau Maninjau

Gara-gara keramba apung, separuh jenis biota laut yang tersisa di Danau Maninjau punah.

Liputan6.com, Padang - Sebanyak 1.000 keramba jaring apung (KJA) diangkat untuk menyelamatkan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dari kerusakan yang lebih parah. Dalam tiga hari ini, setidaknya 300 keramba apung diangkat dari danau tersebut.

Pemerintah Kabupaten Agam mencatat sebanyak 17 ribu keramba memenuhi salah satu danau yang pernah dikunjungi Bung Karno tersebut. "Jika seluruh masyarakat di sekitar Danau Maninjau berkomitmen, saya yakin tidak butuh menunggu 10 tahun agar danau ini bersih," kata Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria pada Liputan6.com, Selasa, 26 April 2016.

Menurut Trinda, gerakan penyelamatan Danau Maninjau terkait dengan tiga indikator, yaitu penyelamatan ekosistem, penyelamatan biota endemik, dan penyelamatan ekonomi masyarakat salingka danau. Hasil penelitian LIPI menunjukkan dari 57 jenis biota yang semestinya hidup di Danau Maninjau, saat ini hanya tersisa 37 biota.

"Hampir separuhnya sudah tidak ditemukan lagi, punah karena air danau yang tercemar," ujar Trinda.

Menurut Wali Nagari Kotomalintang Kecamatan Tanjungraya Naziruddin Dt Palimo Tuo, keramba apung di nagarinya telah dibersihkan dalam tiga hari terakhir. Tercatat sebanyak 300 keramba apung siap panen dibersihkan masyarakat secara sukarela.


"Keramba yang dibersihkan ini atas kesadaran sendiri dari masyarakat," kata Naziruddin Dt Palimo Tuo.

Pemerintah Kabupaten Agam mengimbau masyarakat di tepian Danau Maninjau untuk mengurangi jumlah keramba. Aksi penyelamatan Danau Maninjau ini akan dilakukan masyarakat sekitar danau secara perlahan. Rencananya, sekitar 2.000 keramba apung di Jorong Rambai akan dibersihkan hari ini.

Hadi, salah seorang petani keramba apung mengaku siap mendukung langkah Pemkab Agam untuk menyelamatkan Danau Maninjau. "Saya setuju dengan rencana Pemkab Agam membersihkan danau, tapi kami berharap ada pengawasan terhadap investor dari luar yang bebas menanamkan modal di sini," kata dia.

Menumpuknya jumlah keramba apung di Danau Maninjau mengakibatkan kasus ikan mati mendadak nyaris terjadi setiap tahun. Baru-baru ini, sekitar lima ton ekor ikan keramba jaring apung milik petani tambak di Danau Maninjau mati mendadak akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang melanda daerah pada 19 Februari 2016 lalu.

Kasus itu merupakan kematian ikan di Danau Maninjau pertama pada 2016. Sementara pada 2015, sekitar 175 ton ikan KJA di Danau Maninjau mati mendadak dengan kerugian sekitar Rp 3 miliar. Pada 2014 sebanyak 1.087,38 ton, pada 2013 sebanyak delapan ton, pada 2012 sebanyak 300 ton, pada 2011 sebanyak 500 ton, dan 2010 sebanyak 500 ton ikan mati mendadak.