Liputan6.com, Semarang - Pengakuan teroris Dulmatin alias Joko Pitono alias Umar Patek seputar aksi terorisme dan pengeboman di Tanah Air tak hanya meninggalkan kisah teror, tetapi juga menyisakan cerita konyol.
Umar Patek berbagi kisahnya itu di berbagai daerah belakangan ini. Namun tak hanya Umar Patek, pengalaman konyol juga dialami oleh yang lainnya.
Kekonyolan paling banyak memang dialami oleh almarhum pelaku Bom Bali I Amrozy, yang dikenal sebagai sosok humoris dan murah senyum. Cerita itu terungkap dalam riset Liputan6.com di Nusakambangan, Cilacap, pada akhir 2005 lalu.
Usai ditangkap, Amrozy bercerita kalau ia diajak jalan di mobil berkeliling. Perlakuan yang dia terima sangat baik. Bahkan ia dinaikkan Nissan Terrano tipe Kingsroad yang paling bagus. Pelayanan polisi di saat masuk waktu salat juga baik.
"Kalau enggak keliru, dulu pas di daerah Kertosono, habis muter-muter seharian, tiba waktu Asar, saya minta salat dulu. Polisi juga mau karena mereka mau salat juga," kata Amrozy di Nusa Kambangan, Cilacap, pada Liputan6.com
kala itu.
Baca Juga
Baca Juga
Sampailah mereka di sebuah musala. Di sana sudah ada orang yang mengenakan baju koko putih, berjanggut, baunya wangi. Orang tersebut sedang bersiap salat.
Amrozy mengusulkan agar mereka makmum saja dan orang berjanggut bersih itu yang jadi imam. Setelah borgol dibuka, dengan beberapa orang polisi berjaga, mereka mulai salat.
"Kami enggak nyadar sampai orang itu membaca Al Fatihah......wa laddallin.... trus karena kami makmum maka serentak menjawab amiiinnnn....," kata Amrozy.
Kekagetan mereka adalah ketika menjawab "amiiinnn...." ternyata sang imam tiba-tiba menoleh dan mengatakan, "Kompak nii yeee..."
Advertisement
Akhirnya seluruh jemaah salat sadar kalau mereka sedang diimami orang kurang waras.
"Kami tertawa sampai lama. Beberapa kali kami mengulang salat, enggak bisa khusyuk. Selalu saja ada yang cekikikan," kata Amrozy.