Liputan6.com, Semarang - Eks pelaku teror di Indonesia seperti Ali imron dan Umar Patek intensif berbagi pengalamannya terlibat aksi teror belakangan ini. Seperti yang disampaikan di Malang, Senin 25 April 2016 lalu, mereka juga menceritakan kisah-kisah konyolnya.
Terkait kisah konyol, pengalaman serupa juga dialami pelaku teror lain semisal Amrozy yang sudah dieksekusi. Selain pernah diimami orang gila saat salat Ashar berjamaah, pelaku Bom Bali I Amrozy saat hidupnya juga pernah mengerjai para penyidik saat dirinya diinterogasi. Â
Â
Berikut salah satu cerita konyol teroris, yang didapat Liputan6.com yang pernah melakukan investigasi di Nusakambangan, Cilacap, tempat Amrozy ditahan.
Setelah berminggu-minggu diinterogasi, Amrozy dikenal sebagai tahanan teroris yang sangat dekat dengan para penyidiknya. Dia kooperatif waktu diminta menyebutkan ciri-ciri wajah seseorang untuk dibuat sketsanya.
"Ah, itu hidungnya terlalu besar tapi kurang lebar, coba dikecilkan," kata Amrozy kepada tukang sketsa.
Baca Juga
Baca Juga
Kemudian gambar hidung itu kembali disesuaikan dengan petunjuk Amrozy. Setelah selesai ditunjukkan, ia masih menganggap gambar itu kurang mirip dengan pria yang ditanyakan penyidik.
"Dagunya kok lancip ya? Beliau wajahnya nggak setirus itu," kata Amrozy.
Lagi-lagi sketsa itu disesuaikan. Setelah lima jam menggambar, akhirnya Amrozy menyebut sketsa itu sangat mirip.
"Nah, ini kemiripannya sudah lebih 95 persen. Kalau soal gaya rambut kan bisa berubah," kata Amrozy.
"Alhamdulillah. Terus sekarang dimana posisi dia?" tanya penyidik.
"Wah beliau sudah meninggal. Tak lama sesudah pulang dari Afganistan," kata Amrozy santai.
"Apa? Lha kok kamu diam aja to Am? Berapa jam kita habiskan untuk soal ini?" kata penyidik.
"Lha, sampeyan juga nggak nanya. Kan sampeyan nanya ciri-cirinya saja," jawab Amrozy.
Penyidik dan tahanan itupun tertawa bareng. Mereka istirahat dan makan nasi padang dengan lauk daging rendang bersama.
"Gayanya aja interogasi di hotel berbintang. Tapi makannya juga tetap nasi bungkus. Untung nasi padang," kata Amrozy meledek.
Advertisement