Liputan6.com, Manado - LBH DPP Laskar Manguni Indonesia (LMI) Sulawesi Utara menanggapi kasus dugaan pemukulan terhadap musikus Marcelino Tahitoe alias Ello oleh anggotanya pada Selasa, 3 Mei 2016. Hal itu disebut tidak pernah terjadi dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Sebenarnya, peristiwa ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dua belah pihak, baik LMI maupun manajemen Ello, sudah saling memaafkan," ungkap Wens Bojangan dari LBH DPP LMI Sulut kepada Liputan6.com, Kamis (5/5/2016) siang tadi.
Menurut Supriyadi Pangelu, perwakilan LBH DPP LMI Sulut, kejadian itu bermula saat LMI menggelar acara di kawasan Megamas, tak jauh dari lokasi Ello dan krunya berada. Saat peserta acara menyanyikan lagu Indonesia Raya, sound system tiba-tiba berbunyi.
"Awalnya kami masih toleransi. Namun ternyata saat sementara berdoa, sound itu kembali berbunyi kencang," tutur Supriyadi.
Baca Juga
Karena terganggu, sejumlah anggota LMI bergerak menemui Ello dan krunya. Saat bertemu, Supriyadi mengatakan mereka sempat berdebat tetapi tidak ada pemukulan seperti yang disampaikan pihak Ello.
"Kalau misalnya terjadi pemukulan, Ello kan bisa melakukan visum dan melapor ke pihak kepolisian," ujar Supriyadi.
Supriyadi mengatakan, sebenarnya sudah ada kesepakatan antara event organizer (EO) lokal dengan manajemen Ello agar tidak ada kegiatan check sound antara pukul 15.00 - 17.00 Wita karena di lokasi yang berdekatan, ada kegiatan ormas adat LMI.
"Kesepakatan ini yang tidak dijalankan manajemen Ello," ujar dia sembari menyatakan Ello semestinya menghormati lagu kebangsaan yang dinyanyikan pihak LMI.
Sebelumnya, manajemen Ello membatalkan agenda konser di Manado jelang tampil setelah cekcok dengan sejumlah anggota LMI. Anggota ormas menyampaikan keberatan mereka dengan aktivitas Ello dan krunya yang mengecek kualitas suara untuk persiapan konser. Saat perdebatan itu, tiba-tiba ada seseorang diduga anggota ormas yang memukul Ello dari belakang.