Liputan6.com, Sleman - Pihak Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta intensif mengkampanyekan gerakan makan daging kelinci. Sasarannya murid-murid TK, seperti yang dilakukan di Kantor Unit Pelayanan Teknis Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Seyegan, Selasa, 10 Mei 2016.
"Kampanye makan daging kelinci ini karena daging kelinci memiliki nilai gizi yang tinggi serta kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging kambing atau sapi," kata Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kantor Unit Pelayanan Teknis Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Seyegan, Sutarliyah, dilansir Antara, Selasa, 10 Mei 2016.
Menurut dia, kampanye gerakan makan daging kelinci ini merupakan kegiatan tahunan dengan sasarannya adalah murid-murid dari taman kanak-kanak (TK). Kebanyakan orang tidak tega memakan daging kelinci karena bentuknya yang lucu dan menyerupai tikus.Â
Baca Juga
"Memang belum tentu semua orang tega mengkonsumsi daging kelinci karena melihat bentuk hewannya. Kami ingin mengampanyekan bahwa daging kelinci halal dan memiliki nilai gizi yang cukup tinggi kepada anak-anak," kata Sutarliyah.
Di Seyegan, terdapat empat kelompok peternak kelinci jenis pedaging di Desa Margokaton. Harga daging kelinci, cukup terjangkau dibandingkan dengan harga daging lain seperti sapi maupun kambing. Harga daging kelinci hidup Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kilogram.
"Setiap tiga ons daging kelinci memiliki 6,8 gram lemak dan 37 persen kalori. Selain itu, kelinci juga mengandung vitamin B12 yang cukup tinggi," tutur dia.
Kepala UPT BP3K Seyegan Ibnu Sutapa mengatakan, kampanye makan daging kelinci merupakan bagian dari gelar potensi yang diselenggarakan dalam rangka menyambut seabad Sleman. Kegiatan ini diikuti 50 peserta oleh tiga kecamatan Seyegan, Mlati dan Tempel.