Sukses

Di Atas Kursi Roda, 3 Pria Berusia Seabad Ikut Serta Nikah Massal

Salah satu mempelai pria lanjut usia itu berumur 110 tahun.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tiga mempelai pria berusia lebih dari seabad mengikuti nikah massal bertajuk Nikah Bareng Mataraman yang digelar Forum Taaruf Indonesia (Fortais) di Masjid Kagungan Dalem Sulthony Rejodani Ngaglik Sleman, Sabtu (14/5/2016).

Mereka adalah Jamidi (100) yang menikahi Sariyem (85), warga Dusun Ngabean Desa Sinduharjo Ngaglik Sleman; Adi Wiyono (110) yang menikahi Sadinem (67), warga Plembutan Canden Jetis Bantul; dan Sediyo Utomo (102) yang menikahi Boniyem (96), warga Dodotan Sumbermulyo Bambanglipuro Bantul.

Kondisi lanjut usia membuat mempelai laki-laki menggunakan kursi roda saat mengikuti iring-iringan menuju masjid. Meski begitu, mereka tetap semangat mengikuti nikah massal yang bertema Yawijining Ati Kanggo Tresno Sejati atau bersatunya hati untuk cinta sejati.

Dalam acara tersebut, Juru Kunci Merapi Mas Kliwon Suraksohargo dan Juru Kunci Laut Selatan Mas Panewu Surakso Jaladri menjadi saksi nikah. Acara itu juga dihadiri Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun serta musyarawah pimpinan kecamatan (Muspika) Ngaglik.


Ketua Fortais Ryan Budi Nuryanto menuturkan perhelatan ini diikuti 10 pasangan, enam pasang menjalankan ijab kabul dan empat pasang lainnya mengikuti tasyakuran yang disertai ritual adat Jawa Cokokan.

Ritual itu bermakna ungkapan rasa syukur atas langgengnya pernikahan yang diikuti oleh semua anak keturunannya. Prosesi diakhiri dengan pemasangan cincin kawin buatan tangan Arto Moro dengan ukiran corak batik khas Yogya melambangkan 1 abad serta pelepasan balon warna-warni sebagai simbol cinta abadi.

"Pasangan yang berusia 100 tahun sengaja kami cari untuk menjadi simbol keutuhan rumah tangga, jadi mereka tidak ijab kabul lagi," ujar Ryan.

Ryan menjelaskan kegiatan itu diadakan dalam rangka Milad ke-16 Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Zuhriyah dan Magayubagyo 1 Abad Sleman. Angka seabad juga sesuai dengan usia Kabupaten Sleman yang ulang tahunnya jatuh pada 15 Mei.

Sementara, kata Ryan, pasangan termuda yang mengikuti ijab kabul dalam nikah massal kali ini adalah Anwar Aziz Solikhin (20) dan Nur Azizah (24).

Ia menjabarkan mahar peserta yang mengikuti ijab kabul adalah seperangkat alat salat, pohon buah, dan cobek serta mutu. Peralatan menyambal melambangkan cinta dan rasa mereka akan bersatu padu saling melengkapi seperti cobek dan mutu. Pohon menyimbolkan cinta kasih berkembang dan berbuah manis.

Fortais yang berjalan selama 4,5 tahun sudah berhasil menikahkan 5.000 pasangan. Pada 5 Juni mendatang, Fortais mengadakan acara golek garwo atau kontak jodoh di Kecamatan Sewon.