Liputan6.com, Malang – Wisatawan yang datang ke Kota Malang, Jawa Timur, tentu tidak akan menjumpai objek wisata alam dan wisata buatan. Tapi di kota ini, ada belasan objek daya tarik wisata (ODTW) yang mampu menyedot jutaan wisatawan tiap tahunnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengakui Kota Malang lebih sebagai tempat transit sebelum wisatawan melanjutkan tujuannya ke Kota Batu dan Kabupaten Malang yang lebih banyak objek wisata alam dan buatan.
"Kota Malang itu sekadar menjadi tempat transit, karena memang tak ada objek wisata. Tapi ada belasan ODTW yang tetap bisa menarik kunjungan wisatawan," kata Ida Ayu, Sabtu (14/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menyebut ada 17 objek ODTW di kota ini yang mampu menarik kunjungan wisatawan. Di sepanjang 2015 lalu, total ada 3.298.692 wisatawan yang terdiri dari 8.625 wisatawan mancanegara (wisman) dan 3.290.067 wisatawan nusantara (wisnus) berkunjung ke 17 ODTW itu.
ODTW itu antara lain, Museum Brawijaya, Museum Malang Tempo Doeloe, Museum Mpu Purwa, Taman Rekreasi Tlogomas, Taman Rekreasi Tareko, Taman Rekreasi Playground, Taman Merjosari, Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Merbabu, Taman Kunang-Kunang, Perpustakaan Kota Malang, Lapangan Golf Araya, Wisata Belanja Tugu, Kampung Tempe Sanan, Kampung Keramik Dinoyo, Malang City Tour (MACITO) dan Alun-alun Kota Malang.
Masih berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, ada empat di antara belasan ODTW itu yang paling tinggi angka kunjungan wisatawannya. Keempat objek paling favorit bagi wisnus dan wisman antara lain:
1. Malang City Tour (MACITO)
MACITO bukanlah sebuah taman kota atau tempat rekreasi, tetapi bus wisata yang disediakan oleh Pemerintah Kota Malang. Bus bertingkat dua dengan warna hijau ini merupakan fasilitas yang disiapkan untuk wisatawan berkeliling sudut Kota Malang.
Naik bus ini tidak dipungut biaya alias gratis dan beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB. Rute yang dilalui, mengambil start sekaligus sebagai selter penumpang di depan Balai Kota Malang - Alun-Alun Merdeka - Jalan Kawi - Jalan Ijen - putar balik ke Simpang Balapan - kembali ke Balai Kota.
Ada dua unit bus MACITO yang resmi beroperasi sejak awal 2015 silam. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, tahun lalu tercatat ada 1.217 wisman dan 19.594 wisnus yang menumpanginya. Di periode Januari – April 2016 ini sudah ada 296 wisman dan 5.324 wisnus yang menikmatinya.
2. Kampung Tempe Sanan
Kampung Tempe Sanan juga dikenal sebagai Sentra Industri Tempe Sanan adalah tempat wisatawan mendapatkan oleh–oleh khas dari Malang yakni keripik tempe. Kampung ini telah ada sejak 1980-an silam. Awalnya dikenal sebagai pusat produksi tempe di Malang. Di awal tahun 2000-an, perajin tempe di kampung ini merambah ke produksi keripik tempe sebagai salah satu inovasinya.
Di kampung ini, wisatawan dapat melihat langsung cara membuat tempe sekaligus pengolahan menjadi keripik tempe yang dibuat oleh 100 perajinnya. Puncak kunjungan wisatawan terutama saat libur panjang sekolah. Di tahun lalu ada 1.593.707 wisnus dan 1.581 wisman yang berkunjung. Di Januari – April 2016 ini tercatat telah ada 1.139 wisman dan 448.454 wisnus mendatangi tempat ini.
3. Kampung Keramik Dinoyo
3. Kampung Keramik Dinoyo
Pecinta keramik dalam negeri tentu tidak asing dengan Kampung Keramik Dinoyo, Kota Malang. Karena, kampung ini merupakan salah satu sentra kerajinan keramik terbaik di Indonesia, tak kalah dengan keramik buatan Negeri Tirai Bambu.
Di kampung ini, pengunjung bisa langsung membeli atau memesan keramik dengan berbagai desain diinginkan. Baik itu kemarik untuk suvenir pernikahan, aroma terapi, dekorasi ruangan dan lainnya dengan harga terjangkau. Tidak hanya itu, pengunjung bisa melihat proses pembuatan dan mewarnai keramik oleh para perajin.
Saat ini hanya tersisa 6 perajin, tapi ada puluhan outlet keramik tersebar di RT 1, 2, 3 dan 6 RW 3 Kelurahan Dinoyo Kota Malang. Kampung Keramik Dinoyo dikunjungi oleh 2.767 wisman dan 724.003 wisnus sepanjang 2015 lalu. Di awal tahun ini telah ada kunjungan sebanyak 1.031 wisman dan 184.141 wisnus.
4. Alun–alun Kota Malang
Alun–alun Merdeka Kota Malang merupakan salah satu cagar budaya, didirikan sekitar tahun 1882. Menjadi salah satu ruang publik sejak era kolonial Belanda dan terus direnovasi dari tahun ke tahun.
Revitalisasi besar-besaran menggunakan dana corporate social responbility (CSR) dilakukan Pemkot Malang di awal 2015 mengubah wajah alun–alun secara keseluruhan. Kini, penampilan alun–alun lebih modern dengan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti landasan untuk skate board, air mancur menari, photobooth untuk selfie, taman bermain anak dan lain sebagainya.
Wajah baru alun–alun diresmikan untuk pengunjung mulai Juni 2015. Sejak itu pula, salah satu taman kota ini menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Tahun lalu tercatat ada 1.155 wisman dan 100.538 wisnus berkunjung dan di awal tahun ini sudah ada sebanyak 572 wisman dan 60.237 wisnus.
Advertisement