Sukses

Kerajaan Purba di Lereng Merapi Setua Mataram Kuno

Sebelum ditemukan dan digali, lokasi di lereng Merapi tersebut sejak dulu dikenal sebagai Tamansari atau tempat pemandian para raja.

Liputan6.com, Semarang - Berbagai peninggalan purba terus ditemukan di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Gendungan, Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah.

Baru-baru ini ditemukan bebatuan berbagai bentuk, mulai lumpang kuno, komboran (tempat minum kuda), hingga tumpukan batu yang membentuk seperti kolam.

Dengan penemuan-penemuan tersebut, diyakini kawasan tersebut pernah menjadi pusat peradaban purba. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Tri Hartono memprediksi, temuan oleh Sumarlan di tanahnya itu diduga merupakan peninggalan kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke 8-9.

"Perkiraan kami peninggalan masa klasik abad 8-9. Itu setara dengan masa kerajaan Mataram Kuno. Itu jika dilihat dari batu-batu yang ada," kata Tri Hartono di Semarang, Jateng, Rabu (18/5/2016).

"Lokasi itu merupakan lembah memanjang, dengan luasan sekitar 1 hektare. Di situ ada sumber mata air, ada banyak kolam yang sejauh ini sudah dimiliki oleh perorangan," sambung dia.

Rekonstruksi

Sebelum ditemukan dan digali, lokasi di lereng Merapi tersebut sejak dulu dikenal sebagai Tamansari atau tempat pemandian para raja. (Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Sebelum ditemukan dan digali, lokasi tersebut sejak dulu dikenal sebagai Tamansari atau tempat pemandian para raja. Tri memperkirakan, ada sebuah kerajaan yang terletak di atas atau arah selatan dari lokasi penemuan tersebut.

Saat ini BPCB masih terus menelusuri dengan metode studi pustaka terkait benda-benda purbakala yang ditemukan di lereng Gunung Merapi itu.

Sebenarnya temuan ini bisa mendorong Pemerintahan Desa Kalibening untuk merevitalisasi cagar budaya itu. Hanya saja ada sejumlah warga yang sudah membongkar sendiri benda-benda itu dari lokasi semula tanpa pendataan terlebih dahulu.

Hal ini dinilai cukup menyulitkan tim BPCP untuk merekonstruksinya kembali.

"Rekonstruksi itu penting sebagai upaya penelusuran dan mengetahui sejarah benda-benda itu. Saya sudah ingatkan untuk jangan membongkar dulu sebelum didata," tutur Tri.

Dalam waktu dekat, jajarannya akan kembali meninjau ke lokasi penemuan untuk menggali kemungkinan ditemukan benda-benda cagar budaya lagi. Sedangkan sejumlah benda-benda kuno yang sudah ditemukan di kaki Merapi telah diamankan dan dibatasi garis polisi.

2 dari 2 halaman

Candi-candi

Selain temuan situs pemandian raja-raja di Gendungan Kalibening, Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang juga memiliki sejumlah jejak peradaban purba lain. Mulai dari keberadaan Candi Asu dan Candi Pendem di Dusun Sengi hingga Candi Kajangkoso di Kajangkoso.

Situs-situs tersebut memiliki tipikal yang mirip, yakni bentuk candi tunggal dengan candi pengapit. Tipikal itu sangat berbeda dengan Candi Prambanan di Klaten, Jawa Tengah yang merupakan kompleks percandian.

Peminat sejarah kebudayaan dari Muntilan Agus Sutijanto menyebutkan, jika dirunut, ada semacam jalur purba yang menghubungkan candi-candi ini. Di sepanjang jalur purba tersebut, dimungkinkan terdapat jejak-jejak peradaban kuno.

"Ini membuktikan bahwa sejak dulu, meskipun Merapi itu aktif, namun sangat ramah dengan masyarakat," tutur Agus.

Menurut dia, jejak candi-candi di wilayah Muntilan, Dukun, dan Salam sangat berkait erat dengan rangkaian candi dari Pegunungan Dieng yang berpuncak dan berpusat di Candi Borobudur.

Video Terkini