Sukses

Nasib Warga Kebonharjo Semarang Setelah Pembongkaran Rumah Paksa

Warga Kebonharjo Semarang dipersilakan menempati Rusunawa Kudu Semarang setelah rumah mereka dibongkar paksa PT KAI.

Liputan6.com, Semarang - Sebanyak 58 warga Kebonharjo Semarang kehilangan tempat berteduh setelah rumah mereka dibongkar untuk jalur rel kereta api Tawang - Pelabuhan Tanjung Emas. Di tengah hujan deras sejak kemarin sore, mereka bertahan di masjid-masjid terdekat.

"Saat hujan deras, warga yang rumahnya sudah dirobohkan sementara istirahat di masjid. Baru untuk tidur, warga ditampung di rumah-rumah tetangga," ujar Budi Sekoriyanto, kuasa hukum warga, kepada Liputan6.com, Jumat (20/5/2016).

Warga menginap di masjid dan rumah warga setelah tim gabungan ditarik dari lokasi pembongkaran. "Warga, terutama wanita dan anak-anak, berteduh karena memang hujan saat itu deras sedang rumah sudah roboh. Sementara menginap di rumah warga, kemudian warga disediakan Rusunawa, di Kudu, sesuai kebaikan Wali Kota Hendrar Prihadi," ujar Budi.


Untuk kebutuhan makan dan kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang membangun dapur umum. Sementara itu, Pemkot Semarang akan membangun posko kesehatan bagi warga yang rumahnya sudah luluh lantak.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan kesempatan bagi warga yang rumahnya dibongkar untuk menempati Rusunawa Kudu. "Untuk tinggal, bagi warga yang mau bisa menempati Rusunawa Kudu," kata Budi.

Polisi Terluka, Warga Serangan Jantung

Pembongkaran rumah di lokasi proyek pembangunan rel Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, berakhir bentrok antara polisi dengan warga.Lemparan batu menghujani polisi yang mengamankan proses pembongkaran di kawasan Kebonharjo Semarang.

Sebanyak tujuh polisi luka. Dua di antaranya luka parah dan harus dilarikan ke RS Pantiwilasa dan RSUP Kota Semarang. Keduanya adalah Ipda Roni Hidayat, anggota subden 1 mengalami luka parah tangan kiri, plus tembus atas bawah; Bripka I Wayan Sudarta, anggota Subden 2 luka parah bahu kanan, dan punggung tangan kiri.

Lima anggota polisi terluka lainnya, yaitu Bripka Suparno anggota Subden 1 luka lutut kiri, Bripda Muh Imron anggota Subden 3 mengalami heat stroke, Bharada Mug Baniadi anggota Subden 3 mengalami heat stroke, Brigadir Ari Anggrianto anggota Subden 1 didiagnosa jantung dan Brigadir Sigit Pramono anggota Subden 3 masih dalam perawatan.

Selain itu, seorang warga, Mi'an diduga meninggal dunia lantara sakit jantung. "Warga ada yang meninggal tapi karena sakit jantung, bukan karena digebuki polisi," ucap Kapolrestabes di depan perwakilan warga.

"Kita berduka adanya warga yang meninggal karena sakit jantung. Namun jangan kaitkan meninggalnya warga dengan pembongkaran," ucap Manager Humas PT KAI Daop IV Semarang Gatut Sutiyatmoko.