Liputan6.com, Yogyakarta - Menjelang matahari terbit, para biksu dan umat Buddha dari tujuh negara menggelar ritual doa di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Sekitar 60 biksu memulai ritualnya sejak pukul 05.00-06.00 WIB di pelataran timur zona I Candi Borobudur.
Setiap biksu dan umat memegang bunga sedap malam dalam doa yang antara lain berupa pembacaan sutra dan parita, seperti dikutip dari laman Antara, Jumat (20/5/2016).
Acara dipimpin Kepala Sangha Theravada Indonesia yang juga Kepala Wihara Mendut Kabupaten Magelang, Biksu Sri Pannyavaro Mahathera.
Ritual doa pagi tadi membuat tenang candi warisan budaya dunia yang dibangun sekitar abad ke-8 saat pemerintahan Dinasti Syailendra tersebut.
Sementara ratusan wisatawan mancanegara dan Nusantara sudah berada di sekitar stupa di puncak Candi Borobudur untuk menikmati suasana matahari terbit.
"Tiap pagi sudah menjadi kebiasaan kami untuk melakukan doa, membaca sutra, membaca parita," ujar Biksu Sri Pannyavaro setelah memimpin ritual doa tersebut.
Ia menjelaskan, tujuan kegiatan kerohanian dalam tradisi umat Buddha itu untuk memancarkan cinta kasih kepada semua makhluk.
"Dengan harapan tentu semua makhluk berbahagia, bebas dari penderitaan, bebas dari segala macam kesulitan hidup, dan mencapai kebahagiaan," kata biksu yang juga Vice President of World Buddhist Council itu.
Setelah melakukan ritual doa menjelang matahari terbit di Candi Borobudur, mereka melanjutkan perjalanan wisata rohani, antara lain ke Candi Mendut, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Candi Kalasan.
Acara ini merupakan salah satu kegiatan Borobudur International Buddhist Conference (BIBC). BIBC diselenggarakan pertama kali oleh Kementerian Pariwisata dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko selama dua hari, 19-20 Mei 2016.
Peserta konferensi di Candi Borobudur berasal dari Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Indonesia.
Advertisement