Liputan6.com, Pekanbaru - Derita hati Salomon Pardede tak kunjung terobati. Kebingungannya soal nasib anaknya, Angelika yang hilang sejak 9 Maret 2016 lalu tak juga terjawab. Apakah benar telah diculik dan dibunuh ataukah masih hidup.
Pada 23 Maret 2016, pakaian Angelika ditemukan bersama tulang-belulang di semak-semak Desa Pasir Putih, Kabupaten Kampar. Namun kemudian, bocah 11 tahun itu mendatangi ibunya dalam mimpi dan mengabarkan jika dia belum mati.
Salomon dan keluarga kini dirundung kebingungan, apakah gerangan yang menimpa Angelika.
Kubur
Kini Salomon berniat untuk meminta pakaian dan tulang-belulang yang diduga milik Angelika. Dia berencana menguburkannya.
"Kalau seperti ini, kembalikan sajalah apa yang diambil polisi. Biar saya kubur di suatu tempat. Sudah nggak jelas lagi kasus anak saya ini," ucap Salomon di Pekanbaru, Riau, Jumat (20/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
"Dulu katanya paling cepat 15 hari dan paling lama sebulan. Ini sudah hampir 2 bulan, belum juga lagi. Nanti kalau ditanya terus-terusan, saya dikira menekan," sambung dia.
Selama ini, Salomon juga mengaku tidak diberitahu hasil uji forensik terhadap tulang-belulang dimaksud. Salomon hanya mengetahui dari pemberitaan media massa.
"Tidak pernah, mulai dari itu hasil forensik dan laboratorium. Saya belum pernah diterima suratnya," tutur Salomon.
Sementara itu, Polda Riau tak kunjung memberi kepastian. Padahal polisi berjanji mengumumkan hasil tes DNA tulang-belulang itu pekan ini.
Kasubid Dokpol Bid Dokkes Polda Riau Kompol Supriyanto mengatakan, tes DNA baru akan keluar pekan depan.
"Terakhir saya cek, pekan depan keluar hasil tes DNA-nya," ucap Supriyanto.
Sementara Salomon sudah kepalang kecewa. Dia merasa kepolisian telah menelantarkan kasus anaknya. "Sudah dipeti eskan sepertinya kasus anak saya ini. Sampai sekarang tidak ada perkembangan, Nggak tahu rimbanya kasus ini," ucap Salomon emosional.
Angelika dinyatakan hilang sejak tanggal 9 Maret 2016. Pada 23 Maret 2016, ditemukan tulang-belulang yang diperkirakan identik dengan Angelika.
Pernyataan kepolisian itu keluar setelah melakukan pemeriksaan post mortem dan antemortem terhadap jasad dan properti yang terakhir kali dipakai Angelika sebelum hilang.