Liputan6.com, Semarang - Pasca-pembongkaran Kampung Kebonharjo di area pembangunan rel kereta api Stasiun Tawang, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, TNI menerjunkan personel untuk membantu warga. Mereka bersama warga membersihkan puing-puing bangunan pada hari ini.
Menurut Komandan Koramil (Danramil) 03/Semarang Utara Mayor Inf Suryo Subagio, langkah ini diambil untuk meringankan beban warga Kebonharjo. Bukan hanya tenaga manusia, rencananya TNI juga akan membawa alat berat ke Kebonharjo agar pembersihan lebih cepat selesai.
"Tim ini merupakan gabungan dari koramil-koramil di Kota Semarang," kata Mayor Infanteri Suryo Subagiyo di Kebonharjo, Semarang, Sabtu (21/5/2016).
Suryo menuturkan anggota yang dikerahkan untuk membantu warga sebanyak 25 gabungan Koramil se-Kota Semarang. Tugas utama para tentara ini membantu warga yang membutuhkan.
Sampai kapan mereka akan mendampingi warga? Suryo menyebutkan bahwa kegiatan Koramil tersebut tidak dibatasi waktu. Koramil masih akan membantu warga selama membutuhkan.
Atas hal ini, warga Kebonharjo mengaku sangat berterima kasih dan memberikan hormat kepada pasukan penjaga teritorial ini.
Giyo, salah satu warga menyebutkan bahwa berita yang terangkat di permukaan lebih banyak menyoroti bentrokan yang terjadi. Padahal, dalam hal ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) justru yang meminta Polrestabes Semarang sebagai eksekutor.
"Yang pasti kami sangat hormat dengan tentara. Sama-sama digaji negara mereka sangat membantu. Beda dengan polisi yang datang-datang membawa senjata lengkap, jadi tak terlihat niat bernegosiasi," kata Giyo.
Advertisement
Sejauh ini, kedatangan tentara di Kebonharjo diterima dengan sangat baik oleh warga. Sementara anggota Polrestabes Semarang justru mendapat makian.
"Menghadapi warga kampung yang bingung, ada ribuan aparat Polrestabes Semarang justru menodongkan senjata kepada warga hingga akhirnya terjadi bentrok," ujar Giyo.
Polisi justru menembakkan gas air dan peluru karet ke arah kerumunan warga. Hingga hari ini tidak ada aparat polisi yang turun tangan membantu warga Kebonharjo.
Temuan Selongsong Peluru
Pascapenggusuran, saat dibersihkan warga menemukan 44 selongsong peluru di puing-puing gusuran bangunan. Di antaranya, warga nenemukan 31 butir selongsong peluru karet, empat selongsong kecil gas air mata, dan empat selongsong besar gas air mata.
"Ini PT KAI juga tak ada yang datang. Berbicara atau ngapain kek. Apalagi minta maaf," kata Giyo.
Sementara itu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga menunjukkan kejengkelan terhadap PT KAI. Terutama, ketika ia sedang menyalati jenazah warga, ternyata PT KAI yang bisa menghentikan penggusuran justru memanfaatkan kedukaan warga.
"Mbok ya menghormati kepada yang meninggal," ujar wali kota yang akrab disapa Hendi itu.
Adapun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan, PT KAI tak bisa seenaknya menyebut bahwa warga tidak sah menempati kampung itu. Ganjar meradang ketika mendengar bahwa PT KAI menyebutkan bahwa sertifikat hak milik warga tidak sah.
"Enak saja, yang bisa mengatakan itu sah atau tidak bukan Anda tapi putusan pengadilan. Maka terhadap mereka yang mempunyai SHM, harus dihargai," kata Ganjar menanggapi masalah sertifikat tanah milik sejumlah warga Kampung Kebonharjo.
Advertisement