Liputan6.com, Jambi - Beragam suku menghuni bumi nusantara. Termasuk di Jambi. Tak cuma Orang Rimba dan Suku Batin Sembilan yang menghuni provinsi itu.
Ada juga suku Duano, dimana masyarakatnya banyak tinggal di tepi sungai dan laut. Salah satu tradisi unik Suku Duano adalah menangkap atau memutik sumbun yang digelar satu tahun sekali.
Sumbun merupakan sejenis kerang yang menjadi santapan favorit masyarakat Duano di Jambi. Kebiasaan menangkap sumbun inilah yang menjadi ciri khas Suku Duano dan banyak mendiami pesisir timur Jambi. Tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Sejak beberapa tahun terakhir, oleh Pemkab Tanjung Jabung Timur, tradisi menangkap sumbun menjadi festival tahunan dengan nama Festival Kampung Laut. Kali ini, Festival Kampung Laut digelar selama dua hari pada 22-23 Mei 2016.
Hendi Fresco, seorang tokoh masyarakat Duano sekaligus ketua panitia Festival Kampung Laut mengatakan, prosesi menangkap sumbun digelar saat air laut benar-benar surut.
"Saat itulah sumbun banyak muncul dan mudah ditangkap," kata Hendi di Muarasabak, Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Senin 23 Mei 2016.
Advertisement
Sumbun
Menurut Hendi, sumbun secara umum hanya dikenal di China, Kalimantan Barat, perairan di Provinsi Jambi, serta sebagian Kepulauan Riau. Bahkan sumbun yang biasa hidup di perairan berlumpur menjadikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadi satu dari tiga daerah istimewa penghasil sumbun.
Menurut dia, menangkap sumbun merupakan tradisi unik anak negeri yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Keunikan khas biota air, khususnya di Provinsi Jambi bisa diperkenalkan lewat tradisi ini.
"Sumbun disini biasa dibuat menu sop, dagingnya lembut dan khas. Menjadi hidangan istimewa warga Duano," kata Hendi menandaskan.
Baca Juga
Selain digelar tradisi menangkap sumbun, pada Festival Kampung Laut itu juga digelar sejumlah kegiatan lain seperti festival layang-layang, lomba memancing ikan, hingga ritual adat Suku Duano di Kampung Laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Setiap tahun, selain masyakat maupun pelancong lokal, mahasiswa, media, sejumlah pejabat dan perwakilan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi ikut menghadiri acara tersebut.
Amir, salah seorang warga mengaku sengaja datang untuk melihat dan ikut dalam prosesi menangkap sumbun. "Lumayan dapat dua kilo sumbun," kata Amir.
Menurut Amir, Festival Kampung Laut selain sebagai ajang melestarikan budaya, juga menjadi sarana pariwisata bagi masyarakat lokal. Apalagi, di daerah pesisir Jambi amat jarang terdapat lokasi maupun kegiatan sebagai sarana hiburan masyarakat.
"Jadi setiap tahun pasti ramai. Kalau perlu, jangan hanya dua hari acaranya, bisa ditambah lebih lama lagi," kata Amir.
Suku Duano
Berdasarkan catatan di Pemkab Tanjung Jabung Timur, di Provinsi Jambi, masyarakat Suku Duano banyak bertempat tinggal di daerah pantai timur Jambi. Yakni di daerah Tanjung Solok dan Kampung Laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Masyarakat Suku Duano yang menetap di daerah ini berjumlah 76 kepala keluarga (KK) atau sekitar 331 jiwa.
Suku Duano sudah lama menetap di daerah tersebut mulai dari adanya pelayaran antar-pulau. Namun Suku Duano yang ada di Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih buta aksara dan buta huruf.
Tapi sekarang anak-anak mereka sudah mulai bersekolah. Ada yang masih sekolah dasar (SD) dan ada juga yang sudah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Secara Geografis Tanjung Solok menghadap ke laut lepas. Suku Duano sudah bisa hidup berdampingan dengan masyarakat setempat, hal ini terbukti ada beberapa dari mereka menikah dengan masyarakat suku lain yang menetap di daerah tersebut.
Tanjung Solok ditempati oleh berbagai macam suku/etnis di antaranya suku Jawa, Sunda, Banjar, Bugis, Melayu, Minang, Madura, dan termasuklah Suku Duano. Suku Duano di Provinsi Jambi termasuk dalam kategori Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Mata pencaharian umum masyarakat Suku Duano adalah sebagai nelayan penangkap ikan laut.
Selain menetap di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, masyarakat Duano banyak ditemukan di daerah Sungai Belah, Concong Luar, Concong Dalam, Kuala Enok dan Tembilahan di Provinsi Kepulauan Riau.
Advertisement