Liputan6.com, Makassar - Setelah melewati masa pembekalan lima hari oleh Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel di SPN Batua Makassar, Sulawesi Selatan, kini 300 personel polisi santri resmi mulai beraksi. Mereka mulai berdakwah di masjid wilayahnya masing-masing untuk menebar pesan rohani kepada masyarakat.
Juru Bicara Polda Sulselbar, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, dalam aksi berceramah atau azan di beberapa masjid yang tersebar di Sulsel tetap dalam pengawasan dan pemantauan.
"Tiap aksi polisi santri di masjid yang dipraktekkan mulai hari ini tetap didampingi oleh perwira menengah sebagai tim pengawas dan penilai mereka," kata Barung di ruangan kerjanya, Jumat (27/5/2016).
Tujuan sebenarnya program polisi santri, kata Barung, dalam rangka untuk menekan angka kejahatan di Sulsel, khususnya di Kota Makassar. Kejahatan menurut Barung bermulai dari niat dan adanya kesempatan.
Baca Juga
"Nah berawal dari masjid, polisi santri tersebut menebar benih-benih kebaikan atau pesan rohani kepada masyarakat agar niat buruk yang merupakan sumber munculnya kejahatan tidak merasuki hati dan pikiran masyarakat sehingga ingin berbuat jahat," tutur Barung.
Dengan adanya program polisi santri yang diagendakan menjadi program jangka panjang itu, kata dia, diharapkan angka kejahatan dapat ditekan.
Baca Juga
"Apa yang disampaikan polisi santri dapat menambah wawasan keagamaan masyarakat sehingga ke depannya dapat bersinergi memerangi dan menekan kejahatan di wilayahnya masing-masing," ucap Barung.
Program polisi santri akan terus berlanjut, tidak hanya dalam bulan puasa saja. Polisi santri yang telah melalui masa pembekalan oleh Kementerian Agama Sulsel terus melakukan tugasnya menyampaikan pesan-pesan keagamaan di masjid wilayahnya setelah melaksanakan kewajiban utamanya sebagai anggota Polri.
"Jadi ini tak hanya ditujukan selama Bulan Ramadan, tapi terus berlanjut dan dipatenkan menjadi program jangka panjang," ucap Barung.
Advertisement