Liputan6.com, Mataram - Ombak ganas yang melanda perairan Lombok sejak Senin pagi hingga Selasa dini hari ini meresahkan warga Kampung Bugis, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Warga kampung nelayan kawasan Pondok Perasi, Ampenan, itu khawatir ombak akan merusak kapal dan tempat tinggal mereka seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pantauan Liputan6.com sejak Senin malam sekitar pukul 19.00 Wita, ombak ganas menggulung menuju ke bibir pantai di Ampenan, Mataram. Dari pinggir pantai, para nelayan berkumpul di dekat kapal jukung mereka yang diseret ke daratan sambil menjaganya.
Beberapa kapal bahkan diparkir di jalan hingga menutup ruas jalan yang menuju ke perkampungan warga.
Baca Juga
Sementara itu, sekitar 20 kapal terpaksa berada di tengah laut karena tidak ada tempat parkir di bibir pantai. Dari kejauhan, kapal-kapal tersebut tampak berderetan. Pemilik kapal pun khawatir kapal mereka bertabrakan karena ganasnya ombak.
Salah seorang nelayan, Nurdin (45 tahun) mengaku khawatir dengan ombak yang terjadi malam ini. Dia dan beberapa nelayan lainnya berdiri di pinggir pantai sekaligus mengamankan kapal. Mereka khawatir ombak tersebut akan menggeret kapal yang mereka parkir.
Advertisement
"(Ombak besar) Ini terjadi tiap tahun dan sulit diprediksi. Jadi kami terpaksa saling ikat kapal ini jika ombak menghantam," ucap dia kepada Liputan6.com di Ampenan, Mataram, Senin (30/5/2016) malam.
Seorang nelayan lainnya, Syaiful mengaku ombak yang terjadi saat ini tergolong sangat besar dan dikhawatirkan merusak kapal-kapal mereka. Dia juga mengaku tidak pernah melaut sejak enam hari yang lalu. Sebab, beberapa kapal nelayan rusak akibat terjangan ombak yang menggulung ini.
"Ini sangat besar, airnya sampai masuk rumah, kasur di rumah juga tenggelam. Kami prediksi ombak ini akan terus terjadi hingga lima hari. Jadi sementara ini kami takut untuk melaut," ujar Syaiful .
Hingga berita ini ditulis, warga masih berkumpul di pinggir pantai. Sebagian dari mereka juga takut untuk tidur karena khawatir ombak besar akan merusak kapal dan rumah mereka. "Enggak berani tidur kalau ombak besar gini, takut," ujar Rusnah, istri nelayan. (Naz)