Sukses

Wayang Cirebon, Kala Gareng Mencari Tuhan

Seni pertunjukan wayang di Cirebon menjadi primadona di Inggris.

Liputan6.com, Cirebon - Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu warisan seni dan budaya leluhur di tanah Jawa. Termasuk di Cirebon, Jawa Barat.

Bahkan seni pertunjukan wayang di Cirebon menjadi primadona di Inggris. Memang dari perjalanan sejarahnya, pertunjukan wayang kulit Cirebon berbeda dengan kesenian serupa di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

"Kalau di Jawa, wayang mengangkat cerita Mahabarata dan Ramayana total. Tapi di Cirebon ada namanya cerita Srepeng," kata pengamat seni dan budaya Cirebon Made Casta, Rabu 1 Juni 2016.

Dia menjelaskan, dalam cerita Srepeng, alur pewayangan sama seperti Mahabarata dan Ramayana. Namun pada perjalanan ceritanya diberi bumbu atau kreativitas dalang itu sendiri.

Selain itu, dalam cerita Srepeng ini ada lakon anggitan (kreasi dalang) yang tidak pernah ditemui di cerita Mahabarata dan Ramayana pada wayang umumnya.

Pada masa jayanya, wayang kulit Cirebon melejitkan nama Dalang Abyor yang fenomenal hingga Dalang Wari Priyadi sang putra.

Ia menyebutkan, beberapa karya fenomenal Dalang Abyor, yakni Rikma Denda Mencari Tuhan. Dalam cerita tersebut dikisahkan tokoh punakawan Gareng mencari Tuhan.

Dalang Fenomenal

Menurut dia, kisah yang ditampilkan Dalang Abyor memiliki ajaran yang filosofis tentang pencarian illahiah.

"Kita juga patut bangga karena tokoh sastrawan nasional Ayip Rosidi yang sekarang tinggal dan menetap di Jepang pernah buat novel Rikma Denda Mencari Tuhan di Jepang. Bahkan karyanya menjadi bagian dari materi yang diapresiasikan di sana," tutur Made.

Ia mengakui, Abyor merupakan salah satu dalang fenomenal Cirebon yang karyanya merupakan anggitan (rangkaian cerita kreasi dalang yang menggunakan tokoh pewayangan).

"Abyor dalang yang fenomenal hidup tahun 70-80 akhir terkenal dan karya anggitannya seperti Darma Kusuma Nyalar, Dorna Gering, dan banyak lagi. Anggitan kreasi buatan dalang tapi pakai tokoh wayang. Memang layaknya rangkaian cerita yang terjadi layaknya tokoh pewayangan," papar Made.

Sementara seiring perkembangannya, seni pertunjukan Wayang Cirebon dibagi menjadi dua. Yakni Wayang Cirebon Kidulan (selatan) dan Loran (utara).

Made Casta menjelaskan, ciri khas wayang Cirebon kidulan pada tatanan gamelan laras dan menggunakan alat musik pelog. Sementara pertunjukan wayang dari kawasan utara Cirebon menggunakan tatanan gamelan laras slendro atau prawa.

"Utara itu seperti daerah Gegesik dan di sana cenderung pakai lakon galur dari Mahabarata dan Ramayana, ceritanya dari fragmen Ramayana atau Mahabarata. Perbedaan laras menjadi kekayaan Wayang Kulit Cirebon mana yang pelog prawa," ucap Made.

Namun, seni pertunjukan yang diperagakan dalam bentuk cerita pewayangan oleh seorang dalang di Cirebon ini kini hampir tinggal kenangan.