Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak empat siswa SDN Sumberjo, Lamongan, Jawa Timur diduga membakar 21 rapor dan satu data nilai. Keempat siswa tersebut diduga merasa malu nilai ulangan kenaikan kelasnya (UKK) sering diolok-olok teman mereka.
Padahal, keempat siswa maupun teman-temannya masih belum tahu pasti hasil nilai UKK. Sebab, rapor kenaikan kelas juga belum dibagikan.
Peristiwa ini menjadi perhatian Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa. Dia menyatakan, kasus ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar bisa menguatkan moral, karakter, dan akhlak anak-anak.
"Ini PR kita bersama, parenting skill menjadi sangat penting, tugas guru untuk melakukan fungsi pengasuhan juga menjadi penting," tutur Khofifah di Gang Dolly Surabaya, Jatim, Kamis, 2 Juni 2016.
Baca Juga
"Bahwa menjadi guru tidak cukup hanya mengajarkan sesuai dengan bahan ajar masing-masing. Tetapi harus juga memberikan pengasuhan supaya anak-anak naik kelas dengan seluruh peningkatan karakternya. Jadi, ini mudah-mudahan terus akan menjadi catatan berharga tugas guru ternyata harus banyak diberikan penguatan pada fungsi pengasuhan," sambung dia.
Sementara itu, terkait kasus pembakaran rapor ini, Kepala Sekolah SDN Sumberjo Wiku Handoko mengambil keputusan bijak. Setelah mufakat tercapai antara pihak sekolah dengan para orangtua keempat siswa, mereka sepakat untuk membina para siswa dan tak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.