Sukses

Tarian Sakral Pengejek Penjajah Belanda Bikin Takjub Warga Madrid

Tarian sakral Gandrang Bulo akan terus mengharumkan nama ‎bangsa Indonesia, khususnya Sulsel di mata dunia.

Liputan6.com, Makassar - Wali Kota Makassar Moh Romdhan Pomanto memboyong kelompok anak Makassar memperkenalkan budaya khas Sulawesi Selatan. Salah satunya tarian sakral Gandrang Bulo di hadapan pemuda Kota Madrid, Spanyol.

"Alhamdulillah saat pentas di sana, pemuda Madrid larut dan meminta ikut dalam peragaan tari Gandrang Bulo. Mereka kagum dengan Gandrang Bulo dan itu yang membuat kami bangga juga," ucap ucap Danny sapaan akrab Wali Kota Makassar kepada Liputan6.com via telepon, Minggu 5 Juni 2016.

Dia optimistis tarian sakral itu akan terus mengharumkan nama ‎bangsa Indonesia. Adapun tari ini dikenalkan ke luar negeri karena sudah menjadi simbol bagi masyarakat Kota Makassar.

"Jadi ketika mereka melihat tari Gandrang Bulo langsung mengingat kota Makassar, karena tari ganrang bulo juga sudah menjadi ikon kota daeng," kata Danny.

‎Tari Gandrang Bulo biasanya dilaksanakan ketika ada pesta rakyat. Di mana dalam melakukan tarian sakral tersebut, para penari diharuskan terus terlihat bahagia dan senang ketika membawakannya.‎‎

"Tarian ini merupakan simbol kecerian karena hampir semua adegan di dalamnya bercerita tentang humor atau jenaka yang akan membuat para penonton tertawa terbahak-bahak," jelas Danny

Gandrang bulo berasal dari dua kata. Gandrang yang merupakan bahasa Makassar memiliki arti pukulan atau tabuhan sementara bulo yang juga adalah bahasa Makassar yang artinya bambu.

Saat ditarikan, tabuhan gendang terus mengiringi, irama demi irama yang dimainkan oleh penabuh gendang menjadi rujukan penari tari ganrang bulo memainkan lakonnya dengan bergantian mengikuti irama gendang tersebut.

Para penari pun dengan cekatan bergantian memperagakan berbagai hal-hal yang berbau jenaka dengan gerakan konyolnya, namun sesungguhnya gerakan itu memiliki makna kritikan.

Perkembangan Zaman

Seiring perkembangan zaman, tari Gandrang Bulo tak hanya dipertontonkan tunggal dalam acara-acara seremonial, baik dalam acara pemerintahan maupun pesta rakyat. Tapi sudah diselipkan beberapa tradisi sakral lainnya.

Seperti tari se'ru atau tari pepe pepeka ri makka yang dimainkan oleh bukan sembarang orang, melainkan hanya dapat diperagakan penari yang ahli dan sudah mahir.

Tari pepe pepeka ri makka itu seperti pertunjukan debus yang dikenal di daerah Jawa. Para penari yang membakar dirinya dengan api tapi tidak akan pernah terbakar karena telah dilindungi oleh beragam doa khusus sebelum pementasan.‎

Awal Mula Tarian Gandrang Bulo

Dari data yang dihimpun Liputan6.com, sejarah awal keberadaan tari Gandrang Bulo dimulai saat akhir zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1942. Ketika itu, para seniman yang ada tak ingin tinggal diam melihat rezim penjajahan Belanda.

Mereka para seniman mulai menggagas gerakan perlawanan melalui pentas seni di atas panggung. Yakni, mementaskan tari ganrang bulo.

Melalui tari Gandrang Bulo itu, para seniman melakukan hal-hal yang sifatnya mengejek dan menertawakan kaum penjajah dan antek-anteknya dengan gerakan tari yang profesional.

Alhasil, masa sekarang ini, tari Gandrang Bulo lebih populer dan selalu hadir dalam acara pesta rakyat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI di berbagai daerah di Sulsel, salah satunya di Kota Makassar.‎

Hal itu mengingatkan sejarah tentang kisah seniman Makassar dalam membangkitkan semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda kala itu. ‎

Seiring berjalannya waktu, tari ganrang bulo kemudian mengalami perubahan dengan sentuhan kreasi. Di mana ‎sekitar akhir dekade 60-an, tari ganrang bulo mulai dipentaskan dalam acara seremonial. Baik dalam acara resmi pemerintahan maupun kegiatan partai politik di Sulsel.

Meski demikian, tari ganrang bulo hingga saat ini tetap menjadi tarian kebanggaan masyarakat Sulsel.