Liputan6.com, Cirebon - Kawasan pantura menjadi jalur paling ramai saat arus mudik Lebaran. Kewaspadaan harus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Salah satu titik rawan kecelakaan adalah di perlintasan kereta api.
Terkait hal itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) IIIÂ Cirebon mengingatkan banyaknya perlintasan kereta yang berbahaya. Dari 212 pintu perlintasan kereta api wilayah kerjanya, sebanyak 141 tidak dijaga.
Bahkan, menurut data yang dihimpun Daops III Cirebon, sebanyak 20 pintu perlintasan dianggap liar.
"Liar itu dalam arti masyarakat yang tinggalnya tidak jauh dari rel perlintasan kereta api membuat sendiri pintu perlintasan. Dengan menambahi dan batu-batu kerikil di sela-sela rel untuk membuka jalan baru," sebut Kepala Humas Daops III Cirebon Eko S Mulyanto kepada Liputan6.com, Selasa (7/6/2016).
Baca Juga
Dari 141 perlintasan yang tak dijaga itu, sepanjang Cikampek-Cirebon yang tidak dijaga sebanyak 65 pintu perlintasan. Untuk sepanjang jalur Cirebon-Tegal ada 29 pintu perlintasan yang tidak dijaga, selanjutnya jalur Cirebon-Prupuk sebanyak 27 pintu perlintasan tidak dijaga.
Sementara untuk pintu perlintasan yang liar, dari Cikampek-Cirebon ada 7 pintu, jalur Cirebon - Tegal ada 10 pintu. Serta jalur Cirebon-Prupuk terdapat 3 pintu perlintasan yang liar.
"Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuat pintu perlintasan liar lagi. Yang sudah kadung dijaga, kami bangun rambu-rambu penanda perlintasan kereta api," kata Eko.
Dalam mengantisipasi tingkat kecelakaan kereta api menghadapi mudik lebaran 2016, Daops III Cirebon menurunkan 140 petugas ekstra di pintu perlintasan kereta yang tidak dijaga.
"Tentunya kami meminta masyarakat atau pemudik yang menggunakan jalur alternatif untuk lebih berhati-hati melewati pintu perlintasan yang tidak dijaga maupun yang liar," ujar Kepala Humas Daops III Cirebon.