Liputan6.com, Jakarta Operasi Open Search and Rescue (Open SAR) atau pencarian terbuka terhadap Lionel Du Crueaux, warga negara Swiss yang hilang di puncak Semeru, resmi dilakukan mulai hari ini. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) pun menutup pendakian ke Semeru untuk memudahkan proses Open SAR.
Kepala BB TNBTS John Kennedie mengatakan, telah diberangkatkan tim SAR berjumlah 24 personel dari unsur Basarnas dan BPBD Lumajang untuk mendukung satu tim SAR yang telah berangkat sehari sebelumnya.
"Hari ini kita fokus pencarian di titik Blank 75 karena berdasarkan pencarian oleh tim SAR pertama, ada indikasi penyintas di titik itu," kata John dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Kamis (9/6/2016).
Baca Juga
Kemarin, 20 personel tim SAR berangkat menuju Pos Kalimati. Tim ini dipecah menjadi tiga tim kecil untuk menyisir areal Arcopodo, Sumbermani dan Blank 75. Di titik Blank 75 inilah ditemukan jejak baru dan patahan ranting pohon mengarah ke bukit kecil, posisi lokasi hilangnya pendaki asal Cirebon, yakni Supyadi dan Zirly beberapa minggu yang lalu.
"Posko pencarian kita bagi jadi dua, yakni di Kalimati dan Tawon Songo, untuk memudahkan pencarian," ucap John.
Open SAR ini sendiri dikoordinasikan dengan Kedubes Swiss karena melibatkan aktivitas seorang warganya. Apalagi, tindakan Lionel Du Crueaux yang naik ke Semeru itu diketahui ilegal lantaran tak melapor atau tak mengajukan izin resmi di pos perizinan Ranupane dan hilang di puncak Semeru.
Pendaki Swiss Lionel Du Crueaux mendaki ke Semeru bersama rekannya Alice Guignard yang berkebangsaan Prancis. Keduanya masuk ke jalur pendakian pada Jumat, 3 Juni tanpa melapor ke pos perizinan. Lionel dan Alice terpisah saat mendaki dan hilangnya Lionel baru dilaporkan ke petugas resort pada Senin, 6 Juni 2016