Liputan6.com, Ternate - Selain gempa Bali, sebelumnya gempa bumi berkekuatan 6,6 SR terjadi di wilayah Halmahera dan Kota Ternate, Maluku Utara.
Tidak hanya merusakkan bangunan, tetapi juga sempat memaksa warga menginap di jalan. Hingga kini, pemerintah daerah setempat masih minim perhatian.
Suwahdi Djabar, salah satu warga di Kelurahan Mayau, Ternate, mengaku terpaksa bermalam di udara terbuka karena khawatir akan gempa susulan. Jalanan dinilai aman dari gempa dibandingkan tetap berdiam di rumah.
"Bantuan tak kunjung datang," keluh Suwahdi kepada Liputan6.com, Rabu, 8 Juni 2016.
Sementara itu, Camat Batang Dua Philipus Patipelihoi menyebutkan sebanyak 36 bangunan di Batang Dua, Ternate Pulau, Kota Ternate, akibat gempa yang mengguncang wilayah setempat, Rabu subuh, 8 Juni 2016.
Camat Batang Dua Philipus Patipelihoi menyebutkan, jumlah bangunan rusak diguncang gempa itu bertambah menjadi 36, dengan perincian enam rumah rusak ringan dan tiga rumah rusak berat di Kelurahan Tifure, empat rumah rusak berat di Kelurahan Lelewi, serta satu gereja rusak ringan di Kelurahan Mayau.
"Jumlah keseluruhan menjadi 36 bangunan," kata Camat pada Liputan6.com melalui telepon, Kamis (9/6/2016) pagi.
Philipus mengemukakan, dua kelurahan lainnya sudah diketahui kondisi saat ini tidak terdapat kerusakan bangunan. Ia menyatakan, dari keseluruhan kelurahan tidak ada korban jiwa. "Jumlah kerugian materil saat ini mencapai Rp 320 juta," kata dia.
Ia mengaku, pihaknya saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik. Sampai saat ini belum satupun bantuan yang diberikan Pemkot Ternate.
Baca Juga
Baca Juga
Ia mengatakan sebagian warga sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. "Yang sebelumnya memilih mengungsi di ketinggian. Warga sangat takut jangan sampai terjadi tsunami," imbuh dia.
Kepala BPBD Kota Ternate Hasyim Yusup mengatakan, langka awal yang akan diambil Pemkot Ternate, adalah memverifikasi dan mengecek lokasi gempa hari ini. Ia mengaku bantuan logistik yang diminta warga korban gempa belum bisa didorong ke Batang Dua hari ini, karena menunggu instruksi Walikota Ternate.
"Nanti kalau seluruh data verifikasi sudah ada baru bantuan logistik kita dorong ke sana," kata Hasyim melalui telepon.
Ia mengaku kendala saat ini adalah komunikasi antara pemerintah kecamatan dengan Kota Ternate. "Ini karena jaringan dan jarak tempuh yang jauh. Sehingga hari ini (pagi tadi pukul 08.00 wit) kita bertolak menggunakan speedboat ke Batang Dua untuk memastikan seluruh data akibat dari gempa ini terverifikasi," ujar Hasyim.
Jarak antara Kota Ternate dan Kecamatan Pulau Batang Dua hanya bisa ditempuh menggunakan jasa angkutan laut. Waktu tempuh menggunakan jasa speedboat dari Pelabuhan Bastiong Ternate Selatan mencapai kurang lebih 5-6 jam. Jika menumpang kapal ferry kurang lebih 9-10 jam.
Advertisement