Sukses

Warga Sulut Tuding PLN Pilih Kasih

Warga Sulut menganggap PLN lebih mendahulukan pasokan listrik untuk perusahaan tambang asing, sedangkan warga mengalami pemadaman rutin.

Liputan6.com, Manado - Di tengah pemadaman listrik yang berlangsung hampir setiap hari di Sulawesi Utara, PLN Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Sulutenggo) memasok listrik ke perusahaan tambang emas. Warga yang kesal menuding perusahaan listrik negara itu hanya berpikir keuntungan semata.

"Tiap hari terjadi pemadaman listrik. Alasannya macam-macam. Mulai dari gangguan jaringan, pohon tumbang, hingga blackout. Tapi herannya, PLN justru memasok listrik ke perusahaan tambang," ujar Lita Aruperes, warga Desa Pinaling, Kecamatan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut, Kamis (9/6/2016) pagi.

Lita berpendapat PLN semestinya juga memperhatikan pelayanan terhadap masyarakat. "Namun yang terjadi adalah mereka lebih pentingkan pemasukan yang besar dari perusahaan tambang," ujar dia.

Protes juga disampaikan Ronald Ginting, warga Kecamatan Mapanget, Kota Manado. Menurut dia, warga selama ini hanya bisa menyampaikan protes lewat suara karena PLN memonopoli sistem kelistrikan di Indonesia. "Perusahaan yang tidak memperhatikan konsumennya, lama-lama akan ditinggalkan," kata dia.

Atas keluhan tersebut, Deputi Manajer Humas PLN Suluttenggo Jantje Rau menyatakan pemadaman listrik yang terjadi saat ini semata akibat gangguan, bukan karena mendahulukan perusahaan tambang.

"Kondisi sistem Sulut dan Gorontalo sudah lebih dari cukup sehingga PLN melakukan penyambungan ke MSM (perusahaan tambang emas)," ujar Jantje.

Ia menerangkan PT PLN (Persero) wilayah Sulutenggo telah mengikat kesepakatan dengan PT Meares Soputan Mining (MSM). PLN sepakat untuk menyalurkan tenaga listrik dari jaringan tegangan tinggi 70 kV ke instalasi listrik milik PT MSM yang berlokasi di Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, dengan layanan khusus premium.

General Manager PLN Sulutenggo, Baringin Nababan mengatakan PLN akan menyediakan layanan khusus premium silver dalam memenuhi kebutuhan listrik PT MSM untuk kegiatan operasional pertambangan dan produksi sebesar 30 Mega Volt Amper (MVA).

Suplai listrik akan disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan tinggi 70 kilo Volt (kV) yang disuplai dari GI Gardu Induk (GI) Likupang dan GI Bitung. "Hal inilah yang menjadi alasan utama PLN memberikan layanan khusus premium kepada PT MSM yang bergerak di bidang industri pertambangan emas di Sulawesi Utara, "kata Baringin, Selasa, 7 Juni 2016.

Baringin mengatakan, faktor pendukung lainnya adalah kondisi ketersediaan pasokan daya listrik dari pembangkit listrik pada sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo yang secara bertahap telah berangsur normal dan bahkan kini telah memiliki cadangan daya (surplus) energi listrik sebesar 84 Mega Watt (MW).

"Kemampuan daya pembangkit yang ada saat ini sebesar 414 MW dengan beban puncak listrik sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo mencapai 330 MW," ujar Baringin.

PT MSM adalah perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat yang beroperasi di Minahasa Utara. Kehadiran PT MSM itu menuai polemik dan penolakan dari kalangan aktivis antitambang karena diduga mencemari lingkungan.

"Tapi sekarang PLN justru menyuplai listrik ke perusahaan tambang yang selama ini ditolak warga," ujar Herry Manua, warga Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara.