Sukses

Gelombang Laut Selatan Yogya Berangsur Jinak

Para nelayan pun membawa perahu jukung yang sempat dievakuasi ke lokasi lebih tinggi kembali mencari ikan di laut selatan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gelombang tinggi melanda pesisir selatan Yogyakarta sejak beberapa hari terakhir. Namun kondisi saat ini berangsur membaik. Bahkan nelayan pantai selatan Gunungkidul sudah bersiap kembali melaut.

Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul Marjono mengatakan, gelombang tinggi di pantai selatan terpantau kembali normal. Ketinggian gelombang di Pantai Gunungkidul sekitar 12-13 kaki.

Para nelayan pun membawa perahu jukung yang sempat dievakuasi ke lokasi lebih tinggi kembali ke laut. Namun, wisatawan tetap diimbau tidak bermain di bibir pantai.

"Sejak tadi malam gelombang sudah mulai berangsur turun, semoga kembali normal," kata Marjono saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat (10/6/2016).

Sementara itu, Sekretaris SAR Satlimnas Korwil II Surisdiyanto membenarkan jika kondisi gelombang laut mulai berangsur normal. Namun, kata dia, kondisi ini belum bisa digunakan nelayan untuk turun ke laut. Sebab gelombang masih dirasa kuat.

"Hari ini belum bisa, mungkin besok," ujar Surisdiyanto.

Surisdiyanto mengatakan, para personel SAR masih siaga memantau tingginya gelombang dan membantu evakuasi masyarakat.

"Personel SAR masih siaga ini. Anggota membantu masyarakat yang kemarin terkena dampak gelombang tinggi," ucap dia.

2 dari 2 halaman

Rusak

Sebelumnya sejumlah lembaga mendata kerusakan akibat gelombang tinggi, di antaranya Pusat Data dan Operasional (Pusdalops) Bantul, Pusdalops Gunungkidul, Pusdalops Kulonprogo, Pos TNI AL Samas, SAR Satlinmas DIY, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, serta Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.

Berbagai daerah, seperti di Kabupaten, Gunungkidul tercatat terjadi kerusakan, di antaranya 218 gazebo rusak (153 rusak berat, 66 rusak ringan), 26 rumah makan (tiga rusak berat, 23 rusak ringan), 10 lapak pedagang, empat kamar mandi umum rusak ringan, tiga bangunan Pos SAR.

Lalu satu bangunan tempat parkir rusak berat, satu rumah hunian rusak ringan, dua bangunan fasilitas umum, tujuh pohon cemara roboh, lima jaring nelayan hilang, dan satu kapal nelayan masih terjebak di air sejak 8 Juni 2016.

Komandan TRC BPBD DIY, Wahyu Pristyawan mengatakan, untuk posko SAR di Bantul belum terhitung.

"Bantul kerusakan meliputi dua perahu motor tempel, 998 jaring nelayan, dan 30 warung makan," ujar Wahyu.

Sementara di Kabupaten Kulonprogo, kerusakan mengenai 4 MCK, 81 warung terendam air lautn, tujuh perahu rusak ringan, satu mercusuar, satu jembatan bambu mangrove.

Lalu tujuh tambak di tiga titik (Pantai Trisik, Congot, dan Bugel), empat lahan pertanian (tiga lahan melon dan satu lahan cabai), serta 20 kepala keluarga tempat tinggal terendam 18 sentimeter hingga 100 sentimeter) di Pantai Pasir Medit RT26 dan RT 27 Pantai Congot.

Pristyawan menjelaskan, prediksi BMKG Yogyakarta, gelombang tinggi memiliki rata-rata ketinggian 2,5-5 meter dengan kecepatan angin antara 18-38 km/jam. Ia jua mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat di pantai selatan.

"Gelombang sudah mulai terjadi sejak 30 Mei," ujar Pristyawan.