Liputan6.com, Yogyakarta - Untuk pertama kalinya perpustakaan khusus penyandang disabilitas berdiri di Yogyakarta. Perpustakaan itu berlokasi di sekretariat Sentra Adovkasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA).
Selain infrastrukturnya yang mempermudah ruang gerak para penyandang disabilitas, buku serta komputer yang tersedia di dalamnya juga bisa digunakan para tunanetra.
"Kami lebih memilih memberikan pelayanan dalam bentuk digital karena lebih ringkas dan mudah diakses," ujar Koordinator Program Perpustakaan Inklusi SAPDA Dinda Panji di sela-sela peluncuran perpustakaan di Yogyakarta pada Jumat sore 10 Juni 2016.
Bentuk digital yang dimaksud meliputi mesin scanner berjenis Gestetner tipe MP2001SP serta komputer dengan program Jaws. Meskipun demikian, ada pula rak berisi 400-an buku.
Mekanismenya, setelah buku di-scan, file akan ditransfer dalam bentuk PDF ke program AbbyFindReader lalu dibuka dengan program Jaws.
Baca Juga
Baca Juga
Dinda mengungkapkan, perpustakaan ini diinisiasi SAPDA dan memperoleh bantuan buku dari pemerintah. Perpustakaan itu sengaja memprioritaskan layanan bagi kaum tunanetra.
Pasalnya, 4.138 dari 35.189 penyandang disabilitas yang terdata di SAPDA Yogyakarta merupakan tunanetra. Menurut dia, para tunanetra memiliki minat baca yang sama dengan orang awam, hanya saja keterbatasan fasilitas menjadi kendalanya.
Perpustakaan yang beroperasi pada jam kerja Senin sampai Jumat ini, kata dia, juga mendapat dukungan dari Perpustakaan Kota Yogya, Perpusda DIY, Perpustakaan di Badan Sosial Mardi Wuto dan beberapa perpustakaan kampus ternama di DIY.
"Sejak 3 bulan berdiri sudah tercatat 40 anggota," tutur Dinda.
Advertisement