Sukses

Perang Geng, Motif Berandal Jogja Lempar Molotov di Sahur Pertama

Polres Sleman, DIY, meringkus enam pelajar berusia 17 tahun yang diduga sebagai provokator dan pelempar bom molotov.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pelempar bom molotov di sebuah warung di Jalan Pakem-Turi, Dusun Mangunan, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, milik Rurjito pada sahur pertama Senin pekan lalu adalah geng pelajar sma swasta di Yogyakarta. Peristiwa itu menuai kerugian material, yakni tiga sepeda motor, kaca jendela, dan kaca meja.

Polres Sleman meringkus enam pelajar berusia 17 tahun yang diduga sebagai provokator dan pelempar bom molotov. Mereka adalah YS, FZ, ADT, FCL, BGS, dan RDN.

Dari rumah salah satu pelempar bom molotov yang berlokasi di Jalan Palagan Ngaglik, Sleman juga disita barang bukti berupa 12 gir, 21 parang, empat celurit, dua stik besi, 20 celurit cakram, dan dua kapak.

"Jumlah pelaku masih bisa bertambah dan kami harap orangtua pelaku dapat menyerahkan anak-anaknya karena kami sudah mengidentifikasi siapa saja yang terlibat," ucap Kapolres Sleman  AKBP Yulianto, Senin (13/6/2016).

Dia menyebutkan jumlah pelaku yang melakukan penyerangan berjumlah 30-40 orang. Mereka masing-masing membawa senjata tajam dan berboncengan sepeda motor. Pelaku yang ditangkap memiliki peran. Di antaranya, YS sebagai provokator, FZ membawa pedang, dan FCL memegang pemukul dan memecahkan kaca serta lampu warung.

Yulianto mengungkapkan, peristiwa tersebut murni perkelahian geng pelajar dari dua sekolah, yakni sebuah SMA swasta di Kota Yogya dan sebuah madrasah aliyah di Pakem.

Berdasarkan pemeriksaan, ia menambahkan, kedua pemimpin geng sudah sepakat untuk berkelahi. Kesepakatan tersebut dibicarakan melalui BlackBerry messenger. Namun, geng pelajar dari Yogya mendahului dan menyerang kelompok siswa yang sedang sahur di salah satu warung.

Para pelaku, menurut Yulianto, kini ditahan di panti sosial dan dijerat dengan Pasal 170 dan 406 KUHP serta UU Darurat dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

Salah satu pelaku, YS, menuturkan, awal mula kesepakatan berkelahi muncul setelah geng pelajar dari Pakem lebih dulu menggeber gas sepeda motor di tempat geng pelajar Kota Jogja nongkrong, beberapa waktu lalu.

"Setelah itu kami cari siapa yang menggeber gas sepeda motor dan ketemu kalau geng itu [madrasah aliyah Pakem]," ujar Kapolres Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.