Liputan6.com, Pekanbaru - Satuan Tugas Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau mencurigai ada modus baru pembakaran lahan yang belakangan kembali terjadi.
Sejumlah perusahaan diduga mengatasnamakan kelompok tani membakar lahan untuk membuka areal perkebunan baru. Hal itu disampaikan Komandan Satgas Udara di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma Henri Alfiandi menyikapi kebakaran 30 hektare lahan di Kabupaten Pelalawan.
"Mengatasnamakan kelompok tani," kata Henri di Pekanbaru, Riau, Selasa (14/6/2016).
Helmi memerintahkan anggotanya untuk mencari tahu siapa pemilik lahan yang terbakar, sehingga tidak ada yang ditutupi dalam penanganan kebakaran lahan.
"Kalau bisa dicari dan sebutkan pemiliknya," ucap Henri.
Henri menduga kuat kebakaran yang terjadi beberapa hari terakhir disengaja. Menurut dia, mustahil ada api di suatu lahan tanpa ada pemantik yang dilakukan manusia.
"Lahan yang terbakar itu basah. Aneh kemudian kalau muncul api tanpa ada kesengajaan. Tak mungkin terbakar sendiri karena kondisi gambutnya kering," kata Henri.
Dia menduga pembakaran dilakukan pada malam hari. Pembakar membaca situasi alam, seperti arah angin dan memulainya dari pinggir sungai.
Baca Juga
"Api yang muncul kemudian merembes ke lahan di bagian tengah. Pembakaran ini dilakukan secara profesional dan dilakukan pada malam hari," ujar Henri.
Berdasarkan data Satgas Udara di lapangan, kebakaran di Kabupaten Pelalawan yang sudah terjadi beberapa hari atas nama Kelompok Tani Pantialo. Lahan itu berbatasan langsung dengan PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS).
Lahan tersebut sudah diberi garis polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi sudah memanggil ketua kelompok tani yang berada di Desa Pangkalan Terap itu, yakni Tamar.
Akibat kebakaran tersebut, Satgas Udara terpaksa mengerahkan pesawat berbadan bongsor, Air Tractor untuk melakukan pengeboman air. Pemadaman juga dibantu dua helikopter buatan Rusia. Seperti disampaikan Kadis Ops Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Yani Amarullah.
"Total kebakaran 30 hektare. Sudah dilaksanakan pemadaman. Sisa yang ada sekarang hanya asap dan sedang di-police line," ujar Yani Amarullah.