Liputan6.com, Lhoknga - Kapal pengangkut warga Tamil, Sri Lanka, yang terdampar di kawasan Lhoknga, Aceh Besar belum juga diizinkan mendarat. Memasuki hari keempat, kapal tersebut telah terseret ombak hingga terhempas di Pantai Kapok, Lhoknga, Aceh Besar.
Kapal tersebut terseret ke bibir pantai pada Selasa (14/6/2016) pagi setelah sebelumnya terapung di air sekitar 300 meter dari daratan. Meski telah kandas di pinggir pantai, para pencari suaka itu tak diizinkan turun dari kapal.
"Sekitar pukul 13.00 WIB tadi, mereka terbawa arus ke bibir pantai," kata Danramil Lhoknga Mayor Inf Darul Amin.
Kapal mengangkut 44 warga Sri Lanka, beberapa di antaranya wanita hamil dan anak-anak. Beberapa kali, warga Tamil itu berteriak-teriak dan memberi isyarat minta turun ke daratan.
Baca Juga
Kapal berbendera India yang ditumpangi warga etnis Tamil ini terlihat berada di pinggiran pantai Aceh sejak beberapa waktu lalu. Kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin di tengah perjalanan menuju Australia untuk mencari suaka.
Kehadiran kapal menarik warga sekitar datang ke lokasi. Otoritas setempat juga sempat memberikan pertolongan dan menyeret kembali kapal tersebut ke laut lepas.
Dilarang Turun
Kepala Badan Kesbangpolinmas Aceh Nasir Zalba mengatakan, Gubernur Aceh Zaini Abdullah melarang para imigran Sri Lanka turun ke wilayah daratan Aceh.
"Kemarin waktu kami koordinasi dengan Bapak Gubernur, Beliau meminta para imigran ini ditegakkan sesuai hukum yang berlaku. Gubernur tegas menolak mereka turun ke darat," kata Nasir.
Pemerintahan Aceh, dalam hal ini Gubernur, menurut dia, khawatir apabila hal ini dibiarkan, akan mengundang imigran gelap lainnya untuk datang ke Aceh.
Pemerintahan Aceh, Nasir menjelaskan, hanya memberikan bantuan dan pertolongan terhadap kapal dan penumpangnya dengan menyalurkan makanan dan minuman. Selain itu, otoritas pemerintahan Aceh juga melakukan pengecekan kesehatan dan perbaikan mesin kapal.
Kepala Divisi Keimigrasian Kemenkumham Aceh Achmad Samadan di Lhoknga mengatakan, pihaknya memberikan sumbangan kepada mereka sebagai rasa kemanusiaan antarsesama.
"Tadi juga ada bantuan pakaian untuk pria dan wanita yang kita berikan," kata Achmad.
Dari hasil pengecekan teknisi, dia melanjutkan, kapal yang mengangkut 44 imigran tersebut dalam keadaan layak melanjutkan perjalanan kembali. Mesin juga telah diperbaiki.
"Oli dan bensin memang kurang sedikit. Kita masih melakukan koordinasi untuk hal itu," tambah Achmad.
Setelah dilakukan pertolongan secara manusiawi, Achmad melanjutkan, kapal tersebut ditarik kembali ke lautan lepas.
Advertisement