Sukses

Tradisi Puasa Listrik Hantui Warga Jambi Kala Ramadan

Puasa listrik terjadi merata di seluruh Jambi.

Liputan6.com, Jambi - Bagi sebagian warga yang baru datang di Provinsi Jambi, seringnya mati listrik menjadi hal yang menyebalkan. Apalagi setiap datang bulan suci Ramadan, kondisi tersebut seolah menjadi ujian tambahan bagi warga yang berpuasa.

Suratman (40), salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementrian Agama (Kemenag) di kampung Gubernur Jambi Zumi Zola yakni Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) mengaku sudah biasa.

"Awal datang kesini (Tanjabtim) ya kesal. Sering mati lampu berjam-jam, bahkan pernah dari pagi sampai mau buka puasa," ujar Suratman, Selasa, 14 Juni 2016.

Tradisi mati listrik saat Ramadan tak hanya terjadi di kampung Zumi Zola. Di Kota Jambi yang notabene adalah ibu kota provinsi tak luput ikut puasa listrik. Dari warga biasa hingga anggota dewan satu suara, mempertanyakan kebiasaan mati listrik yang seolah menjadi rutinitas tiap Ramadan tiba.

"Memang ini seperti menjadi tradisi, mati lampu tiap bulan puasa. Padahal, masyarakat sangat butuh listrik untuk ibadah tarawih, sahur, buka puasa atau tadarusan," ujar salah satu anggota DPRD Kota Jambi, Fuad Safari.

Dari sejumlah pengakuan warga lain, mati lampu hampir merata terjadi di seluruh daerah kota/kabupaten di Provinsi Jambi, khususnya saat Bulan Ramadan. Hal sama ikut dirasakan warga Kabupaten Bungo, Sarolangun hingga Kerinci yang berada di bagian paling barat Provinsi Jambi.

Sementara itu, Manajer PLN Area Jambi, Joni mengatakan, selama Ramadan pihaknya tidak memberlakukan pemadaman bergilir. Tidak ada persoalan defisit listrik saat ini karena sudah teratasi sebelum Ramadan.

Namun, Joni mengakui mati listrik terjadi pada awal bulan puasa. Menurut dia, padam lampu tersebut bukan karena pemadaman bergilir, tetapi karena ada gangguan yang mengharuskan pihaknya mematikan arus listrik.

Hari ini, kata dia, ada tiga penyulang yang mengalami gangguan. Itu semua disebabkan oleh pohon yang menyentuh kabel penyulang.

Sementara itu, Manajer PLN Rayon Sungaipenuh, Kerinci, Sudarmadi mengatakan, pemadaman listrik kerap terjadi saat Ramadan karena pemakaian listrik lebih banyak, sedangkan daya mampu PLN tetap.

"Apalagi saat waktu tarawih, penggunaan luar biasa tinggi, terpaksa yang sudah padam siang hari, dipadamkan lagi," kata Sudarmadi.