Sukses

Zumi Zola Klaim Belah Gunung Kerinci Demi 60 Ribu Warga

Jalur evakuasi yang akan membelah hutan Gunung Kerinci itu merupakan solusi satu-satunya Pemprov Jambi dan Pemkab Kerinci.

Liputan6.com, Jambi - Gubernur Jambi Zumi Zola tetap ngotot mengusulkan pembukaan jalur evakuasi bencana baru Gunung Kerinci dengan membelah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Kabupaten Kerinci disebut bak kuali sehingga ribuan warganya sangat butuh jalur evakuasi.

Melalui salah satu bawahan Zumi Zola, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Irmansyah mengatakan, total ada sekitar 60 ribu orang yang tinggal di dekat Gunung Kerinci membutuhkan jalur evakuasi tersebut.

"Wilayahnya cekungan, jadi jika sewaktu-waktu terjadi bencana harus ada akses mudah untuk menyelamatkan warga. Inilah jalur evakuasi tersebut," ujar Irmansyah di Jambi, Selasa, 14 Juni 2016.

Irmansyah mengaku belum tahu pasti, apakah usulan pembukaan jalur evakuasi Gunung Kerinci disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atau tidak. Saat ini, kata dia, KLHK masih melakukan kajian atas usulan tersebut.

"Ya kalau misalnya izinnya tidak diberikan, kita mau bilang apa. Saat ini masih dikaji dan kita tidak tahu kapan, yang jelas kita hanya bisa menunggu," kata Irmansyah.

Menurut Irmansyah, jalan evakuasi yang rencananya membelah hutan Gunung Kerinci itu merupakan solusi satu-satunya Pemprov Jambi dan Pemkab Kerinci untuk menyelamatkan masyarakat ketika sewaktu waktu gunung tertinggi di Indonesia itu meletus.

"Tidak ada jalan lain selain membuat jalur evakuasi. Di setiap gedung tinggi saja pasti ada jalur evakuasi. Makanya, semua pihak harus bijaksana. Ini untuk kepentingan masyarakat Kerinci," ujar dia menjelaskan.

Sebelumnya, Gubernur Jambi Zumi Zola menegaskan akan terus memperjuangkan rencana pembangunan jalur evakuasi dengan membelah TNKS itu.

"Saya akan terus berjuang, saya sudah beberapa kali bertemu dengan Ibu Menteri (KLHK). Saya yakin bahwa memang harus ada jalur evakuasi yang melewati hutan lindung untuk masyarakat sekitar gunung. Meski nanti Menteri lah yang memutuskannya," kata Zola.

2 dari 2 halaman

Tuai Pro Kontra

Solusi pintas Zumi Zola itu didukung warga, khususnya penduduk yang tinggal di kawasan Gunung Kerinci. Menurut Riyadi, warga Kecamatan Gunung Tujuh, jalur di lokasi tempat tinggalnya masih sulit. Situasi itu menerbitkan kekhawatiran kala Gunung Kerinci bergemuruh dan mengeluarkan asap.

"Kalau ada jalur evakuasi khusus, sewaktu-waktu ada letusan kami bisa secepatnya lari," ujar Riyadi, salah seorang warga Kecamatan Gunung Tujuh.

Begitu pula dengan Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin. Ia menyatakan mendukung penuh rencana Gubernur Zumi Zola yang tengah mengusulkan izin pembukaan jalur evakuasi dengan membelah taman nasional itu.

Di sisi lain, jalan pintas yang diusulkan Zumi Zola ditentang keras kalangan pecinta lingkungan. Bagi mereka, rencana tersebut adalah blunder besar. Direktur Hayati Sumatera Musnardi Munir menilai rencana Zumi Zola adalah blunder bagi kelestarian alam hutan TNKS.

Ia berpendapat pembukaan jalur evakuasi akan membuka jalan bagi para perambah. Apalagi, selama ini lebatnya hutan TNKS tidak hanya terkenal dengan flora dan faunanya, tapi juga sumber daya alamnya yang melimpah.

Kritikan juga datang dari pihak Balai TNKS. Kasi Perencanaan Wilayah I Balai TNKS, Agusman mengatakan pembukaan jalur evakuasi di TNKS akan mengancam habitat satwa dilindungi di dalam hutan tersebut.

Menurut Agusman, sebenarnya, jalur evakuasi tanpa membelah TNKS sudah tersedia dan hanya tinggal pembenahan saja. "Yang saat ini belum ada adalah titik-titik atau lokasi berkumpul warga sebelum bencana atau seperti saat status waspada level dua, tiga atau status awas. Jadi, bukan jalur evakuasinya,"  ujar Agusman saat dihubungi Liputan6.com dari Jambi, Selasa malam, 26 April 2016 lalu.

Agusman menyatakan, sejak beberapa tahun terakhir memang banyak pemerintah provinsi maupun kabupaten banyak mengajukan usulan pembukaan jalur di TNKS. Total ada 30 titik jalur yang diusulkan. Usulan tersebut meliputi TNKS yang berada di Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan.

"Rata-rata alasannya untuk jalur evakuasi. Namun tidak ada satu pun yang disetujui sampai saat ini," kata Agusman.

Video Terkini