Liputan6.com, Semarang - Luki Firmansyah (11) terus merintih kesakitan. Tangannya dibalut perban, namun mulutnya tak berhenti merintih saat berada di ruang perawatan Wahab Abdullah RS Islam NU, Demak, Jawa Tengah pada Rabu 15 Juni 2016.
Luki yang masih duduk di kelas V SD harus dirawat di rumah sakit itu setelah tangannya terkena ledakan petasan.
Menurut ibu korban, Nur Hasanah (48), peristiwa itu berawal saat anaknya berpamitan hendak menunaikan ibadah salat zuhur dan tiduran di musala setempat pada Selasa 14 Juni 2016.
Namun beberapa saat kemudian, Nur didatangi tetangganya yang mengabarkan jika anaknya terkena ledakan petasan.
"Saya kaget. Dia itu tidak pernah main petasan, anaknya penakut," kata warga Karangtengah, Demak, Jateng, Rabu 15 Juni 2016.
Baca Juga
Nur mengatakan ternyata saat itu Luki tengah melihat teman-temannya bermain petasan. Kemudian putranya mendekat.
Seorang temannya lalu menyalakan petasan. Namun kala itu petasan sebesar ibu jari tersebut tidak bisa meledak. Luki lantas memungut petasan itu dan seketika meledak.
"Saat petasan di tangan langsung meledak. Ini jari manis di tangan kanan sampai harus diamputasi," tutur sang ibu dengan wajah sedih.
Sementara itu, Humas RSI NU Demak M Naim Anwar mengatakan pada saat dibawa ke rumah sakit kondisi si anak cukup memprihatinkan, selain jari manisnya putus, telapak tangan juga retak. Bagian punggung dan perut pun mengalami luka bakar.
"Begitu pasien datang langsung dilakukan penanganan oleh tim dokter. Kemarin langsung diamputasi," ujar Naim.
Saat ini Luki hanya bisa merintih kesakitan ditemani ibunya. Ia juga terlihat masih trauma dan tak mau berbicara dengan siapapun.