Sukses

Warga Jogja Bakal Asuh 560 Ribu Telur Nyamuk DBD

Telur nyamuk DBD disebar di Jogja untuk diteliti.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kota Yogya, akrab disebut Jogja, dipilih Eliminate Dengue Project (EDP) Yogya dalam penelitian selanjutnya. Sebelumnya, EDP telah meneliti soal nyamuk di Sleman dan Bantul.

Eggi Arguni, peneliti dan kepala laboratorium diagnostik EDP Yogya, mengatakan teknologi bakteri Wolbachia dapat menurunkan penyebaran virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian tersebut dilakukan karena Kota Yogyakarta termasuk kota dengan angka kasus DBD yang tinggi di Indonesia. Program akan dimulai pada pertengahan tahun ini.

"Akan dimulai bulan Agustus 2016 di Kota Jogja. Ada beberapa wilayah yang jadi tempat pelepasan. Ada beberapa yang tidak. Nantinya akan dibandingkan. Sistemnya seperti itu ada yang diberi dan ada yang tidak," ujar Eggi di kantor EDP, Rabu (15/6/2016).

Eggi mengatakan sebelumnya EDP telah membuat penelitian di Sleman dengan melepaskan nyamuk dewasa. Sementara, di Bantul dilakukan dengan pelepasan telur. Berdasarkan studi, pelepasan telur nyamuk dinilai lebih efektif dan dapat diterima warga. Berkaca dari kasus tersebut, warga Kota Yogya akan dititipi telur nyamuk.

"Pertama kami melepaskan nyamuk dewasa di Sleman sangat nyata. Nyamuk sudah banyak kok ditambah lagi, padahal kita lihat telurnya dan populasinya tidak ada tambahan nyamuk. Ketika diubah metodenya, keluhan-keluhan jumlah populasi nyamuk bertambah tidak ada," ujar Eggi.

Eggi mengatakan akan menerapkan metode serupa yang diterapkan di Bantul. Metode itu dinilai lebih cepat tercapai 60 persen dalam penyebaran nyamuk.

Sebelumnya, pihaknya akan membagi wilayah yang disebar telur nyamuk mulai dari Tegalrejo sampai ke selatan hingga Wirobrajan. Sementara, Kota Gede menjadi wilayah kontrol dengan tidak melepaskan telur nyamuk. Daerah lainnya akan disebar secara acak.

"Persentase target kami 40-60 persen yang akan dilepaskan. Jumlah ember yang akan kita titipkan berkisar 8000 ember. Akan dititipkan ke rumah warga yang sudah setuju," ujar Eggi.

Sementara itu, peneliti EDP Yogya Bekti Dwi mengungkapkan warga sempat menentang proyek tersebut. Lambat laun, warga mulai memahami program ini mulai menunjukkan hasilnya sehingga lebih banyak warga yang mendukung.

Pihaknya sedang melakukan pendekatan ke Pemerintah Kota Yogya dan warga Yogya. Penyebaran telur nyamuk itu akan menunggu persetujuan warga langsung.

"Telur tidak akan dititipkan sebelum ada persetujuan dari warga. Kami coba identifikasi itu. Nanti setiap rumah akan diberi satu ember berisikan satu grid kantong telur berisi 60-80 telur. Mereka akan jadi orangtua asuh," ujar Bekti.