Liputan6.com, Lombok Timur - Jembatan penghubung dua desa, yakni Desa Sekarteja dan Desa Muhajirin, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang roboh pada Selasa, 14 Juni 2016 lalu, kini ramai dikunjungi warga.
Pantauan Liputan6.com, pada Kamis (16/6/2016) sore, ratusan warga dan pelajar tampak membanjiri Kampung Majidi, Pancor hanya untuk melihat kondisi fisik jembatan roboh yang mencederai lima orang dan menewaskan lima orang pekerjanya tersebut.
Meski telah dipasangi garis polisi, sebagian dari warga nekat menerobos dan turun ke bawah Sungai Kokoq Tojang agar bisa melihat puing-puing jembatan dari dekat.
Menurut penuturan tukang parkir, Mashuri, pasca-musibah tersebut pengunjung lokasi ini terus-menerus meningkat setiap harinya. Puncak keramaian biasanya terjadi pada waktu sore hari sambil menunggu waktu berbuka.
"Sejak peristiwa itu, siapapun yang melintas di jalan ini selalu berhenti. Bahkan, lokasi ini dijadikan lokasi ngabuburit karena sore hari hingga menjelang maghrib selalu ramai," ujar Mashuri.
Baca Juga
Sementara itu, Naura (16) seorang pelajar SMA asal Lombok Tengah mengaku ia dan teman-temannya rela datang jauh-jauh dan mendatangi lokasi ini karena penasaran. Sebab, peristiwa nahas tersebut menghebohkan Lombok.
"Di sekolah saya, peristiwa ini terus menerus jadi pembahasan teman-teman. Di Facebook juga. Jadi, kami penasaran dan datang ke sini untuk melihat dari dekat jembatan yang roboh ini," ucap Naura.
Jembatan dengan panjang sekitar 25 meter dan lebar 7 meter ini roboh pada Selasa, 14 Juni 2016, sekitar pukul 15.00 Wita. Akibatnya, lima orang meninggal dunia dan lima orang luka-luka akibat peristiwa tersebut. (Darma)