Sukses

98,15 Persen Nilai Ujian Sekolah Siswa Jatim di Bawah Standar

Jatim bahkan tidak lagi masuk di sepuluh besar nasional provinsi berprestasi.

Liputan6.com, Surabaya - Nilai Ujian Sekolah (US) Jawa Timur pada 2016 merosot dari tahun lalu. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) juga bertambah. Terlihat dari Daftar Kolektif Hasil Ujian Sekolah (DKHUS) SD/MI 2016 yang dibagikan Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten/Kota.

Dari tiga mata pelajaran yang diujikan pada US, yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), secara nasional Jatim mendapat nilai 218,05 atau rata-rata 72,68, menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 232,07 atau dengan rata-rata 77,35.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Saiful Rachman mengungkapkan tahun ini, persentase peserta yang memperoleh nilai di bawah 55 itu meningkat menjadi 98,15 persen dari 630.092 peserta, dibandingkan tahun lalu hanya 69,26 persen.

"Tahun ini memang tahun penurunan. Semua hasil ujian turun mulai Ujian Nasional SMA/SMK, SMP/MTs sampai Ujian Sekolah SD/MI ini," tutur Saiful di Surabaya, Jumat (17/6/2016).

Saiful mengatakan penurunan nilai tidak hanya terjadi di Jatim, melainkan secara nasional. Salah satu faktornya ialah tidak menjadi penentu kelulusan. Selain itu, bobot soal yang semakin tinggi tahun ini.

Kendati cukup beralasan, merosotnya nilai ini tetap akan menjadi evaluasi penting Disdik Jatim. "Kami berharap kabupaten/kota kembali bersemangat memperbaiki kualitas pendidikan. Mengejar pendidikan gratis boleh, tapi kualitas yang harus diutamakan," kata Saiful.

Saiful juga menyatakan akumulasi prestasi di kabupaten/kota merupakan agregat prestasi Jatim. "Jatim bahkan tidak lagi masuk di sepuluh besar nasional," ucap Saiful.

Agar pola mengajar lebih baik lagi, Saiful berharap para guru yang telah mendapat Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) ditambah lagi tunjangan dari daerah semakin dekat dengan siswa. Selain itu, mereka melakukan perbaikan pola mengajar.

"Memang kompetensi guru kita ini cukup rendah. Dari hasil Uji Kompetensi Guru tahun lalu, yang rata-rata kurang dari enam sudah terlihat kualitasnya," kata Saiful.

Melalui rincian DKHUS 38 kabupaten/kota itu, Saiful mengapresiasi Sidoarjo sebagai daerah dengan total nilai tertinggi sebesar 252,97, disusul Kabupaten Mojokerto dengan total nilai 246,51.

"Sementara itu, Surabaya yang sejauh ini mengklaim terbaik kualitas pendidikannya justru berada di peringkat 31 dengan total nilai 194,01," ujar Saiful.