Liputan6.com, Jakarta - Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah. Puluhan orang meninggal dunia akibat bencana yang terjadi di 16 kabupaten atau kota itu.
Salah satu daerah terdampak adalah Pekalongan. Namun daerah tersebut dinilai kurang mendapat perhatian. Seorang warga Pekalongan pun mengadukan kondisi banjir di daerah tersebut kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lewat akun media sosial Twitter.
Keduanya pun terlibat percakapan. Saat itu Ganjar lewat @ganjarpranowo mengarahkan pemilik akun @ardiondong untuk menghubungi langsung Wali Kota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid atau yang karib disapa Alex.
"@ganjarpranowo untuk menanggulangi banjir sdh ada tindakan apa aja pak? Walikota pekalongan blm ada tinjauan ini pak," tulis akun @ardiondong, seperti dikutip Senin (20/6/2016).
Ganjar pun menjawab, "Kamu bs ngobrol langsung kok @alexmendengar @pemkotpkl @pkl_diskominfo."
Namun @ardiondong mengaku tak mendapatkan respons dari akun-akun yang disebutkan Ganjar. Maka dia kembali mengadu pada Ganjar. "@ganjarpranowo tidak ada balasan/respon dr beliau2 pak."
Sang Gubernur pun kembali menanggapi. Dia meminta warga Pekalongan tersebut untuk menemui langsung wali kota tersebut di kantornya. @ardiondong pun menyanggupi.
"Siap pak ganjar Tp kalau pak alex tidak bersedia menemui apa yg harus saya lakukan pak?" tanya @ardiondong.
Gubernur Ganjar pun kembali menjawab pertanyaan warganya. "Kamu boleh menangis keras2 atau tersedu2 di kantor walikota pkl cc @pemkotpkl."
Hingga Minggu sore sekitar pukul 17.30 WIB, jumlah korban akibat banjir dan longsor di Jawa Tengah adalah 35 orang tewas. Selain itu, 25 orang hilang, 14 orang luka-luka, ratusan rumah rusak akibat peristiwa tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, daerah yang paling parah mengalami longsor adalah Kabupaten Purworejo. Longsor dengan korban jiwa terjadi lima lokasi.
Gubernur Jateng Minta Korban Banjir Menangis di Kantor Wali Kota
Warga mengadu pada Ganjar Pranowo tentang kondisi banjir di daerahnya yang dinilai tak mendapat perhatian dari pemimpin setempat.
Advertisement