Sukses

Cara Panti Asuhan Pinggir Jalan Bertahan Tanpa Bantuan Pemerintah

Bulan Ramadan adalah saatnya mengumpulkan bekal panti asuhan untuk setahun mendatang.

Liputan6.com, Manado - Terletak di pinggir jalan raya, Panti Asuhan Al Akshan jauh dari kesan layak. Namun di tengah keterbatasan, para pengurus dan pengasuh Al Akhsan membesarkan dan mendidik 25 anak asuhnya.

"Kami baru satu tahun lebih menempati lahan di Kombos ini yang dipinjamkan oleh Haji Bahar. Karena memang yayasan belum memiliki lahan sendiri," ujar Lia Paradji, pengurus panti yang berlokasi di Kelurahan Kombos, Kecamatan Singkil, Manado, Sulawesi Utara, Minggu 19 Juni 2016.

Sore itu, puluhan anak panti asuhan terlihat gembira. Usai buka puasa, mereka dengan semangat melantunkan ayat-ayat suci Alquran di bawah bimbingan beberapa guru agama.

"Inilah kondisi kami, anak-anak selalu bergembira dalam segala situasi," ujar Lia yang sudah setahun lebih menjadi pengasuh di panti asuhan itu.

Lia mengisahkan, anak-anak asuh yang ditampung di panti itu datang dari berbagai daerah, seperti Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow, dan Gorontalo. Ke-25 anak itu terdiri dari 10 perempuan dan 15 laki-laki. Mereka datang dengan cara beragam.

"Ada bayi yang masih berumur 9 bulan diantar ayahnya ke sini. Ibunya meninggal karena kecelakaan lalu lintas," tutur Lia.

Panti asuhan itu sudah berdiri dan beroperasi sejak 2005, namun baru mengantongi akta notaris pada 2010. Hingga kini, Panti Asuhan Al Akhsan belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. Meski begitu, mereka tetap menomorsatukan pendidikan anak-anak.

Seperti disampaikan Ketua Yayasan Al Ikhwan, Herwin Radjin. "Kendalanya adalah kami belum memiliki lahan sendiri sehingga memang bantuan dari pemerintah belum bisa kami dapatkan," ungkap Herwin.

 

2 dari 2 halaman

Lahan Pinjaman

Herwin mengatakan, awal berdirinya panti itu karena keprihatinan ibunya, yakni Fatwa Radjin yang melihat kondisi anak-anak di sekitar rumah mereka di Wamonasa, Kecamatan Singkil Manado. Anak-anak tersebut dikumpulkan dalam rumah, tetapi karena jumlahnya semakin banyak, mereka mencari lahan baru.

"Oleh Haji Bahar dipinjamkan lahan ini," tutur Herwin.

Tak mendapat bantuan pemerintah karena terkendala status lahan ditambah belum ada donatur tetap untuk Panti Asuhan Al Akhsan Manado, pengurus yayasan harus memutar otak menghidupi anak-anak asuh. "Kami membuka usaha bengkel kecil-kecilan, las, serta pemasangan pagar besi. Usaha ini untuk menambah biaya kebutuhan sehari-hari," ujar dia.

Herwin mengakui, bulan Ramadan membawa berkah bagi panti asuhan yang dikelolanya. Banyak dermawan, donatur dari komunitas ataupun perorangan yang datang berkunjung saat bulan suci.

"Mungkin karena letak panti ini yang di pinggir jalan raya, sehingga banyak pihak mudah mengakses," tutur Herwin.

Seperti yang terpantau Minggu 19 Juni 2016. Dua komunitas, yakni klub motor Valentino Rossi Frans Club dan Vivian and Friend, menyambangi panti asuhan itu. Selain membawa makanan berbuka puasa, mereka juga memberikan bahan-bahan makanan serta kebutuhan sehari-hari, termasuk sarung dan mukena.

Limpahan berkah Ramadan itu disyukuri Herwin dan seluruh penghuni panti. Namun, sumbangan yang datang tidak lantas dihabiskan dalam sekejap. "Berkah selama bulan Ramadan ini kami kumpulkan untuk memenuhi kebutuhan selama setahun," ujar Herwin.

Herwin yang sebelumnya mempunyai posisi dan pendapatan yang memadai sebagai karyawan swasta memilih untuk mundur dari pekerjaannya dan mengurusi panti asuhan yang dirintis ibunya ini.

"Mengabdi untuk anak-anak itu ibadah. Kini kami menabung sedikit-sedikit, semoga bisa membeli lahan sendiri untuk membangun panti asuhan ini menjadi lebih layak," ujar Herwin.