Sukses

Dilarang Pegang Patung dan Stupa Candi Borobudur

Larangan yang dikeluarkan oleh Balai Konservasi Borobudur itu demi mencegah kerusakan salah satu warisan budaya dunia tersebut.

Liputan6.com, Magelang - Pengunjung dilarang memegang dan menginjak stupa-stupa di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Larangan yang dikeluarkan oleh Balai Konservasi Borobudur itu demi mencegah kerusakan salah satu warisan budaya dunia tersebut.

Kepala Humas Balai Konservasi Borobudur Mura Aristina mengatakan, para petugas keamanan tidak henti-hentinya mengingatkan warga agar tidak memegang dan menginjak stupa. Peringatan tersebut disiarkan melalui pengeras suara.

"Bukti bahwa memegang stupa bisa rusak sudah ada," kara Mura sambil menunjukkan bekas tangan yang merusak batu itu di Magelang, Jateng, seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/6/2016).

"Kendati dari batu, kalau lama-lama dipegang pasti rusak juga. Di bagian bawah ada batu stupa yang halus sehingga bentuk aslinya hilang karena terlalu sering dipegang pengunjung," sambung dia.

Dilarang Pegang

Ia mengatakan, tidak ada sanksi khusus bagi pengunjung yang kedapatan memegang stupa. Namun larangan itu diharapkan mampu menggugah kesadaran pengunjung untuk ikut menjaga kelestarian Borobudur.

Pengelola Borobudur juga melarang pengunjung memegang patung di dalam stupa karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan kerusakan yang lebih parah lagi.

"Kalau mau pegang patung kan kaki harus menginjak bagian bawah stupa juga. Lha pasti lama-lama batu rusak juga kalau diinjak," tutur Mura.

Balai Konservasi Borobudur secara berkala membersihkan lumut yang menempel di bebatuan dengan air bertekanan. Pembersihan lumut dilakukan tanpa menggunakan obat berbahan kimia.

"UNESCO (badan kebudayaan PBB) melarang pemakaian bahan kimia. Kita semprot pakai air bersih agar lumut mengelupas," katanya.

Kementerian Pariwisata telah menetapkan Kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya sebagai satu dari 10 destinasi wisata baru selain Bali yang sedang dipromosikan ke negara lain.

Pada 2015, jumlah pengunjung Borobudur mencapai 1,5 juta orang, termasuk 250 ribu wisatawan asing. Borobudur ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.

Candi yang dibuat abad 8 Masehi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.