Liputan6.com, Temanggung - Cara Supriyanto menyayangi ibunya yang sudah meninggal dunia membuat satu kampung mendadak diteror rasa takut. Pria 40 tahun itu percaya dengan menggali dan tidur dengan jenazah ibundanya, Parimah bisa hidup lagi.
Saat malam hari, tak satu pun orang di Kampung Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang berani keluar. Suasana kampung mendadak horor.
Padahal, saat Ramadan seperti sekarang ini biasanya ada tradisi membangunkan orang sahur. Namun, Ramadan kali ini sepi.
"Anak-anak sebelum Magrib sampai pagi enggak ada yang berani keluar. Remaja yang biasa membangunkan orang sahur itu sekarang juga enggak pada berani keluar," tutur seorang warga kampung, Rabu, 22 Juni 2016.
Advertisement
"Jadi yang membangunkan orang sahur hanya orang-orang tua. Itu pun hanya melalui pengeras suara di musala," ucap pria paruh baya dengan rambut keperakan itu.
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan. Pepatah ini rupanya tak berlaku bagi Supriyanto (40).
Baca Juga
Saking sayangnya kepada ibunya, dia membongkar makam ibunya dan membawa jenazahnya pulang. Sudah sebulan lamanya ia melakukan hal itu.
Selama sebulan itu Supriyanto berharap agar sang ibu bisa hidup kembali. Namun, rasa cinta Supriyanto kepada sang ibu harus berakhir di penjara.
Aksi ini terbongkar setelah Kepala Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Temanggung, melapor ke polisi mengenai pembongkaran kuburan.
Sejak membongkar dan membawa pulang jenazah ibunya itu, Supriyanto memperlakukannya dengan sangat hormat. Harapannya agar jenazah sang ibu hidup lagi. Dia menidurkan sang ibunda lengkap dengan kain kafannya.
Â