Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru baru saja mengungkapkan temuan adanya vaksin palsu yang beredar di Pekanbaru. Namun, Kepala BPOM di Pekanbaru Indra Ginting belum bersedia menyebut siapa orang yang mengedarkan vaksin palsu dan di mana saja wilayahnya operasinya.
Menurut dia, pengedar vaksin diduga palsu ini sudah lama beroperasi di Pekanbaru dan tergolong licin. Indra menyebut sudah lebih dari setahun beroperasi.
"Sudah lebih dari setahun beroperasi di Riau," kata dia, Selasa (28/6/2016).
Indra mengatakan, sangat sulit bagi pihaknya untuk mendapatkan vaksin diduga palsu. Pihaknya harus menyamar dan merogoh kocek Rp 500 ribu untuk mendapatkan 20 ampul vaksin palsu.
Sampel vaksin ini sudah dikirim BPOM ke pusat untuk diteliti. Meski demikian, Indra meyakini vaksin yang dibelinya itu terindikasi palsu.
"Yakin bahwa vaksin yang dikirim sampelnya itu ke pusat terindikasi palsu," kata Indra.
Dalam melancarkan aksinya, pengedar vaksin memalsukan label farmasi dan surat distributor vaksin resmi. Hal ini sudah dibuktikan dengan mengecek label di vaksin diduga palsu itu.
"Label farmasi yang diduga dipalsukan adalah Bio Farma. Fakturnya juga sudah dicek dan palsu juga. Selain itu, BPOM juga punya hak mengeluarkan peredaran obat dan tidak terdaftar," kata Indra.
Baca Juga
Sementara itu, pengedar vaksin diduga palsu di Pekanbaru masih berkeliaran bebas. Sejak Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Pekanbaru mengungkap peredaran vaksin palsu di wilayah itu, pelakunya belum juga ditangkap polisi.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Rifai Sinambela dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan ataupun surat koordinasi dari BPOM di Pekanbaru. "Sejauh ini belum ada laporannya dari BPOM," kata Rifai.
Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru AKBP Toni Hermawan secara terpisah menyebut akan mendalami adanya temuan BPOM ini.
"Pasti akan kita dalami siapa, dari mana sumbernya dan pemasarannya," sebut Toni.
Mantan Kapolres Kota Dumai ini menyebut pihaknya telah mengerahkan Satuan Intelijen dan Satuan Reserse Kriminal menyelidiki kasus pemalsuan tersebut.
Menurut Toni, bisa saja temuan dari BPOM itu merupakan bagian jaringan pengedar vaksin diduga palsu yang diungkap Bareskrim Mabes Polri di Bekasi, beberapa waktu lalu.
"Tidak menutup kemungkinan beredar hingga ke Pekanbaru. Yang jelas cari data konkretnya dulu," kata Toni.
Advertisement