Sukses

Berani Coba Jalur Mudik Jawa Tengah Anti-Mainstream?

Sedikitnya ada delapan jalur mudik anti-mainstream tersedia bagi pemudik yang melintasi Jawa Tengah.

Liputan6.com, Semarang - Arus mudik Lebaran 2016 dimulai. Tradisi tahunan yang mempertemukan berbagai kalangan itu selalu diwarnai kemacetan.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hadi Santoso, memperkirakan ada 1,3 juta kendaraan pribadi yang akan berjejer melintasi jalan-jalan utama di Jawa Tengah. Kemungkinan macet tak terbendung mengingat jumlah kendaraan dan kapasitas jalan raya tak sebanding.

Hadi Santoso menyarankan para pemudik mengenali medan, khususnya jalur-jalur alternatif di Jawa Tengah. Ini dibutuhkan untuk menyiasati kemacetan.

"Pemerintah sudah menyiapkan jalur alternatif, termasuk berbagai rekayasa lalu lintas," kata Hadi, Semarang, Jumat (1/7/2016).

Beberapa jalur rawan macet. Penyebabnya, kondisi infrastruktur dan aktivitas masyarakat sekitar. Misalnya perbaikan jembatan Sipait Pekalongan.

"Misalnya mengenali medan, pemudik bisa menghindari kemacetan dengan memutar melalui Comal ambil arah Sragi, kemudian lanjut ke Bojong, dan keluar di Wiradesa Pekalongan," kata Hadi.

Hadi memprediksi jumlah pemudik yang masuk ke Jawa Tengah pada Lebaran 2016 mencapai 6,21 juta orang, baik pengguna kendaraan pribadi maupun bus. Untuk itu, pemerintah menyiapkan sedikitnya delapan jalur alternatif yang anti-mainstream.

Jalur-jalur alternatif ini disebut anti-mainstream karena merupakan perpaduan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Dengan komposisi itu, para pemudik juga akan diberi alternatif pemandangan yang keren.

"Jika capek, silakan berhenti, istirahat. Selfie dulu, upload medsos, dijamin tidak akan menimbulkan kemacetan," kata Hadi.

2 dari 2 halaman

Berikut jalur-jalur tersebut

1. Untuk pemudik yang akan melintasi Jawa Tengah dan masuk ke Jawa Timur bisa melalui Bantarsari (Brebes)–Ketanggungan–Slawi (Tegal)–Randudongkal (Pemalang)–Bantarbolang– Kebonagung–Wonotunggal–Bawang (Batang)–Sukorejo–Boja (Kendal)–Ungaran–Semarang. Kemudian dilanjutkan dari Semarang–Gubug (Grobogan)–Godong–Purwodadi–Kunduran–Blora– Cepu–Padangan (Bojonegoro).

2. Untuk mengatasi perbaikan jembatan Sipait Pekalongan, bisa melalui Comal kemudian Sragi, Bojong, Wiradesa atau bisa juga ke Kedungwuni lanjut ke Doro, Pekalongan. Setelah dari Doro Pekalongan, bisa lanjut ke Bandar dan masuk ke Bawang (Batang), selanjutnya mengikuti jalur Altrenatif 1.

3.  Bagi pemudik jurusan Solo sekitar, setelah keluar Tol Pejagan bisa melalui Ajibarang–Purwokerto –Sokaraja–Kaliori–Banyumas–Klampok–Banjarnegara–Wonosobo–Temanggung–Secang–Lingkar Ambarawa–Bawen.

4. Bagi pemudik dari barat yang bermaksud untuk menuju Jawa Tengah bagian selatan bisa melalui Pejagan–Ketanggungan–Prupuk–Bumiayu–Ajibarang–Wangon-Kebumen.

5. Bagi pemudik dari barat yang bermaksud ke Jawa Timur, setelah melalui Semarang ambil arah Ungaran–Bawen–Salatiga–Boyolali–Kartosuro–Surakarta–Sragen–Mantingan Batas Jatim.

6. Bagi pemudik dari barat yang bermaksud untuk ke Jawa Tengah bagian tengah bisa melalui Pemalang–Bantarbolang–Randudongkal–Belik–Bobotsari–Purbalingga–Sokaraja/ Klampok. Atau jika sudah sampai Pekalongan bisa menuju Kajen–Kalibening–Wanayasa–Banjarnegara.

7. Untuk menghindari kemacetan di Kota Semarang, bisa melalui Weleri–Sukorejo–Parakan-Temanggung–Kaloran–Bandungan–Lemahabang/Ambarawa jika mau ke Solo sekitar bisa keluar melalui Bawen, atau jika bermaksud ke Yogyakarta, dilanjut ke Secang–Magelang–Muntilan–Salam.

8. Jalur Pati–Kayen–Purwodadi–Gemolong–Surakarta kemudian bisa melalui Sruwen–Gemolong Palur–Karanganyar–Tawangmangu–Cemorosewu. Atau, dari Surakarta–Sukoharjo–Wonogiri– Biting/batas Jatim, bisa juga dari Wonogiri-Ngadirojo–Giriwoyo.