Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran lahan dan hutan terus terjadi di Riau. Berbagai cara dilakukan para 'penjahat lingkungan' memuluskan jalan mereka untuk membuka lahan baru dengan pembakaran.
Mulai dari cara tradisional dengan menebang dan menggunakan bensin, hingga cara modern dengan memakai bahan kimia.
Penggunaan cairan kimia ini ditemukan Satgas Penanggulangan Karhutla di kawasan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir. Sekitar 40 hektare lahan kosong, di mana di sebelahnya ditanami sawit terbakar dan mengeluarkan kepulan asap.
Menurut Kasi Base Ops Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru Mayor Ferry Duwantoro, areal tersebut sengaja dibakar untuk membuka perkebunan sawit.
"Berdasarkan pantauan dari udara, lahan sebelum dibakar diberi cairan kimia berupa chemical. Ini berfungsi mengeringkan lahan sehingga berupa warna cokelat dan mudah dibakar," tutur Ferry di Pekanbaru, Riau, Senin 4 Juli 2016.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan temuan di lapangan, lahan yang diberi cairan kimia itu berjumlah puluhan hektare. "Jadi api akan mengikuti lahan yang sudah diberi cairan kimia sampai habis," kata Fery.
"Menurut petugas Manggala Agni, secara izin lahan yang terbakar berada di PT Sumatera Riang Lestari, tapi perusahaan menyebut lahan itu dirambah dan dijadikan perkebunan sawit," sambung dia.
"Dan di lokasi kebakaran itu, berdasarkan pantauan dari udara, terlihat dua orang tengah memegang obor dan menempelkannya ke lahan yang sudah diberi cairan," sebut Ferry.
Sengaja?
Atas temuan ini, Ferry langsung melapor kepada Marsekal Pertama Henri Alfiandi sebagai Komandan Satgas Udara Karhutla. Rapat gabungan pun dilakukan dengan satgas lainnya untuk melakukan penindakan.
"Ini jelas disengaja dan dibakar. Kita bersama penegak hukum akan melakukan penegakan," tutur Henri.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin ini menurunkan Helikopter Super Puma berisikan Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan anggota Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.
Lahan yang sudah dibakar disegel. Penyelidikan kemudian dilakukan oleh Ditreskrimsu Polda Riau untuk mencari dalang pembakaran lahan tersebut.
"Lahan lain yang terbakar selanjutnya akan disegel juga supaya tidak dikelola lagi," tegas Henri.
Kasi Base Ops Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru Mayor Ferry Duwantoro menambahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru masih mendeteksi sebaran titik panas sebagai indikasi kebakaran lahan dan hutan di Riau.
Menurut Ferry, di Riau terpantau 15 titik panas. Paling banyak terdapat di Kabupaten Pelalawan, yakni sebanyak 10 titik panas. Sementara di Rokan Hilir 3 titik panas, Kepuluan Meranti 1, dan Bengkalis 1 titik.
"Titik panas juga terdeteksi di provinsi lainnya, seperti Sumatera Utara 7 dan Bangka Belitung," sebut Ferry.
Saat ini, Ferry bersama tim lainnya sudah mengerahkan helikopter dan pesawat air tractor untuk melakukan water bombing. Fokus pemadaman ada di Kabupaten Pelalawan, karena banyak terdapat [titik api](read "") di sana.
"Tengah dilakukan water bombing, mudah-mudahan bisa teratasi," harap Ferry.
Advertisement