Liputan6.com, Manado - Pasca-ledakan bom bunuh diri di Solo, penjagaan saat perayaan Idul Fitri di daerah-daerah diperketat. Di Manado, pengamanan ini tak hanya dilakukan oleh aparat kepolisian melainkan juga elemen masyarakat lain termasuk ribuan pasukan khusus Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang bernama Panji Yosua.
“Ada 12.500 pasukan khusus yang kami turunkan sejak malam takbiran, salat Ied, hingga dua hari pasca lebaran,” kata Panglima Tertinggi Panji Yosua, Stefanus Liow kepada Liputan6.com, Selasa 5 Juli 2016.
Stefanus mengatakan, sejak awal pembentukannya Panji Yosua memang mempunyai misi kemanusiaan, sebagai pasukan yang tanggap terhadap masalah social di masyarakat, termasuk menjaga kerukunan. Jadi belasan ribu pasukan ini siap di sedikitnya 7 kabupaten dan kota di Sulawesi Utara, untuk misi kemanusiaan.
"Salah satunya kami ikut mengamankan pelaksanaan malam takbiran dan salat ied,” ungkap Stefanus yang juga menjabat sebagai Ketua Pria/Kaum Bapak Sinode GMIM ini.
Baca Juga
Panglima Panji Yosua, Bryan Waleleng menambahkan, pasukannya yang tesebar di 7 daerah itu diinstruksikan untuk mengamankan wilayah masing-masing. “Menjaga pawai malam takbiran secara aman, dan juga bersama polisi menjaga masjid, lapangan, atau fasilitas umum lainnya yang digunakan umat Muslim menjalankan salat,” papar Bryan.
Di sejumlah kawasan seperti lapangan Sparta Tikala Manado misalnya, pasukan berseragam coklat-coklat ini berbaur bersama aparat kepolisian menjaga proses salat Id.
Salat Id di lapangan yang berhadapan dengan kantor Wali Kota Manado ini dipimpinan Imam masjid raya Ahmad Yani Sulawesi Utara dan juga Ketua PHBI, Haji Abdul Mutaal Mantemas SAg. Abdul mengucapkan ayat-ayat suci Alquran, dan diikuti oleh seluruh umat yang hadir.
"Umat Muslim sudah berpuasa selama sebulan, ini bentuk ucapan syukurnya,” kata Abdul.
Untuk kota Manado terdapat sedikitnya 200 titil salat Id. “Kami bersyukur 200 titik lokasi sholat ied berjalan aman," ujar Abdul.