Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hebat melanda lahan sawit di Desa Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau. Asap tebal membumbung tinggi di sana.
Kebakaran diduga disengaja karena di sekitar lokasi terdapat beberapa pondok yang diduga tempat tinggal pembakar lahan.
Menurut Kasi Base Ops Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Mayor Ferry Duwantoro, kebakaran di lokasi tersebut membuat personel kewalahan karena luasnya areal yang terbakar.
"Meski demikian, petugas tetap semangat dan berjibaku memadamkan api supaya tak menimbulkan bencana asap," kata Ferry di Pekanbaru, Riau, Jumat petang 8 Juli 2016.
Ferry menyebutkan, pondok yang diduga sebagai basecamp pembakar lahan di lokasi masuk ke koordinat atau wilayah perusahaan sawit. Hal itu sesuai dengan data konsesi lahan yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional tahun 2011.
"Kemudian dari laporan Camat Bungaraya, lahan terbakar dan pondok tersebut berada di konsesi HGU (hak guna usaha) PT TKWL (PT Teguh Karsa Wana Lestari) dan tengah berkonflik dengan masyarakat," sebut Ferry.
Baca Juga
Perkebunan Sawit
Hanya saja, sambung Ferry, siapa masyarakat yang berkonflik dimaksud tidak pernah diketahui sampai sekarang. Selain itu, penunggu areal berkonflik juga silih berganti.
"Biasanya memiliki KTP dari luar (Riau). Dan lokasi lokasi terbakar ini berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis. Ini laporan dari Camat Bungaraya," sebut Ferry.
Selain Siak, kebakaran lahan juga terjadi di Desa Sungai Raya, Kecamatan Rengat. Kebakaran ini memiliki jarak dengan dekat dengan rumah dinas Bupati Indragiri Hulu Yopi Arianto. Namun siapa pemilik ataupun pengguna lahan itu tidak diketahui sampai sekarang oleh petugas.
"Jaraknya hanya 2 kilometer dari rumah dinas Bupati Indragiri Hulu," sebut Ferry.
Sama dengan kebakaran di Siak, di sekitar lokasi juga berdiri kokoh pondok-pondok diduga basecamp pembakar lahan. Hanya saja ketika petugas datang, pondok itu kosong alias tak berpenghuni.
Meski demikian, kebakaran di Siak dan Indragiri Hulu ini punya kemiripan lokasi, yaitu sama-sama areal perkebunan sawit.
Untuk memadamkan dua lokasi tersebut, Satgas Karhutla di Lanud Roesmin menerbangkan dua pesawat Air Tractor dan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk melakukan water bombing.
Ferry menyebutkan, water bombing berhasil memadamkan sebagian areal kebakaran setelah menumpahkan 18.600 liter air. "Pemadaman kemudian dilanjutkan oleh tim Satgas Darat," ucap Ferry.
Advertisement