Sukses

Jangan Berenang Dulu di Pantai-Pantai Banten

Dua wisatawan tenggelam di Pantai Sawarna Banten.

Liputan6.com, Lebak - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, menyatakan Pantai Sawarna terlarang untuk berenang. Larangan itu menyusul kasus dua wisatawan tewas terbawa arus gelombang tinggi. Larangan berenang juga berlaku untuk pantai-pantai lain.

"Kami berharap wisatawan mematuhi hal ini karena berenang ada risiko tersapu gelombang tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, seperti dilansir dari Antara, Minggu, 10 Juli 2016.

Ia menjelaskan cuaca pesisir pantai selatan yang berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Selat Sunda bagian utara.

Karakter pantai selatan dengan gelombang cukup tinggi dan banyak karang berbahaya bagi pengunjung yang berenang di sekitar pantai itu.

BPBD juga melarang pengunjung berenang di sekitar Pantai Ujungkulon, Binuangeun, Bagedur, Panggarangan, Sukahujan, Cihara, Bayah, dan Ciantir, karena berbahaya bagi wisatawan.

Berdasarkan laporan BMKG Banten, selama sepekan ke depan cuaca di pesisir Pantai Sawarna memburuk karena ada tekanan rendah di Perairan Samudra Hindia.

Ketinggian gelombang berpeluang mencapai 3,5 meter dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer per jam. Tiupan angin bergerak dari tenggara dengan jarak pandang antara empat sampai enam kilometer.

Sebelumnya dua orang wisatawan dikabarkan hanyut dan hilang terbawa ombak di Pantai Sawarna, Kabupaten Lebak, Banten, pada Sabtu, 9 Juli 2016, sekitar pukul 06.30 WIB.

"Informasi dari rekan korban, awal mula rombongan dari Cibinong Bogor, nyampe di lokasi pantai hari Sabtu pukul 06.00 WIB, langsung mandi di lokasi tersebut, tidak berselang lama, pada pukul 06.30 WIB, ada tiga orang hanyut terbawa arus," kata  Lili Suheli, Koordinator Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Banten bagian Kabupaten Lebak.

Dua orang langsung tenggelam, satu orang lainnya selamat. Korban hanyut pertama bernama Thoby Alfadenta Kuswara, lahir pada 24 Oktober 1998, warga Lingkungan Kayu Manis, RT 003 RW 003, Desa Cimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Sebelum hanyut, dirinya terakhir kali memakai pakaian dengan ciri-ciri kaos putih dan bercelana pendek merah.

Korban hanyut kedua bernama Muhamad Haerudin, kelahiran 1 Juli 1998, warga Kampung Panggang, RT 004 RW 003, Desa Selapanjang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, dengan ciri-ciri terakhir menggunakan baju pantai berwarna kekuning-kuningan.

"Adam Alif (15) tahun yang selamat namanya,  asal Bogor. Terselamatkan oleh nelayan yang kebetulan mau bersandar ke darat sehabis mancing. Sampai sekarang petugas desa, Polair dan masyarakat masih melakukan penyisiran di tepi pantai," kata Lili.