Sukses

Gua Tanding Gunungkidul Pendarkan Cahaya Keemasan

Penyusuran Gua Tanding Gunungkidul dengan perahu karet diklaim pertama di dunia.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunungkidul, Yogyakarta, menyimpan kekayaan gua-gua indah di bawah jajaran perbukitan karts. Usai Lebaran ini pemerintah setempat membuka Gua Tanding sebagai objek wisata baru, menambah jajaran gua wisata pegunungan seribu di selatan Yogyakarta itu.

Gua Tanding terletak di Dusun Gelaran II, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tak jauh dari gua wisata yang sudah populer, Gua Pindul.

Gua Tanding terbentang sepanjang kurang lebih 450 meter. Kedua sisi gua baik hulu dan hilir berada di bawah tanah. Kondisi di dalam gua gelap gulita karena tidak ada cahaya matahari masuk.

Pengunjung butuh lampu senter atau penerang untuk bisa melihat dalam gua. Nah, pendaran cahaya itu niscaya membuat beberapa stalaktit dan stalagmit Gua Tanding berwarna emas.

"Warna kuning emas karena gua masih perawan dan tidak pernah kena sinar matahari. Mungkin warna emas itu karena dia nggak pernah kena sinar matahari," ujar Sekretaris Pokdarwis Sadar Wisata Gua Tanding, Sidiq Setiyawan, di Yogyakarta, Selasa pekan lalu.   

Menurut Sidiq, gua tersebut berumur ratusan juta tahun. Ada stalaktit besar berwarna emas di dalamnya.

Adapun nama Gua Tanding merujuk penemunya, seorang warga setempat yang biasa dipanggil Mbah Harto Tanding. Proses penemuannya berawal ketika Mbah Harto Tanding menggali sumur.

"Gua Tanding adalah gua bawah tanah yang pada awalnya tidak memiliki akses. Sumur Mbah Harto Tanding tersebut adalah satu-satunya jalan masuk menuju gua sehingga harus dibuatkan jalan masuk terlebih dahulu," ujar Sidiq.

2 dari 2 halaman

Petualangan Sungai Bawah Tanah

Untuk menikmati keindahan Gua Tanding, pengelola menyediakan paket Underground River Boating Adventure atau petualangan sungai bawah tanah dengan perahu. Jika di Gua Pindul wisatawan menyusuri gua dengan ban mobil, wisatawan Gua Tanding perlu perahu karet untuk menyusuri gua bawah tanah itu.

Sidik menjelaskan untuk kedalaman air mencapai tiga meter dengan lebar bervariasi namun cukup luas untuk dilewati perahu karet bersisihan.

Sementara, ketinggian dinding gua juga bervariasi, mulai dari 3 meter sampai dengan 15 meter dengan dinding yang dihiasi berbagai jenis bebatuan stalaktit dan stalakmit yang sangat indah.

"Saya klaim bahwa di Gua Tanding ini pertama dan satu-satunya petualangan sungai bawah tanah menggunakan perahu karet di dunia," ujar Sidiq.

Suasana dalam Goa Tanding, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Dibuka untuk umum mulai 7 Juli 2016, kata Sidiq, pengunjung membayar biaya masuk Rp 250 ribu/orang. Pengunjung memperoleh fasilitas rompi pelampung, helm, sepatu karet, pemandu, terapi ikan, makan dan minum, kamar mandi, parkir, dan asuransi.

Nantinya, jumlah pengunjung akan dibatasi per hari mencapai 400 wisatawan saja. Setiap perahu nantinya akan dinaiki enam wisatawan dan seorang pemandu wisata Gua Tanding. Usai menyusuri sungai, nanti pengunjung dapat merasakan terapi ikan yang disediakan panitia.

"Kita batasi untuk per harinya untuk menjaga kelestarian alam Gua Tanding dan untuk kenyamanan wisatawan juga," ujar Sidiq.