Liputan6.com, Surabaya - Ribuan delegasi dari berbagai negara yang menjadi peserta agenda internasional Preparatory Committe (Prepcom) III for UN Habitat di Surabaya pada 25-27 Juli mendatang, tidak hanya akan berdiskusi membahas isu-isu penting terkait permukiman dan lingkungan. Mereka juga akan diajak lebih mengenal Kota Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya telah menyiapkan paket field trip/city tour untuk delegasi-delegasi Prepcom for UN Habitat. Diantaranya mengunjungi kampung-kampung di Surabaya yang bersih dan asri serta merawat warisan sejarah di tengah modernitas kota.
Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Wisnu Wibowo menuturkan bahwa ada 14 paket kampung yang sudah disiapkan oleh Pemkot Surabaya. Meski agenda Prepcom dimulai pada 25 Juli, tetapi paket field trip ini sudah akan dimulai pada 24 Juli hingga 28 Juli.
Menurut Wisnu, kunjungan tersebut tidak melulu ke kampung yang bersih dan berprestasi. Tetapi juga beberapa ruman susun yang kreatif dan berprestasi seperti Rusun Penjaringansari dan Rusun Grudo. Harapan utamanya, kampung-kampung dan destinasi lainnya tersebut, bisa menjadi wahana untuk lebih mengenalkan Surabaya ke kancah global.
Baca Juga
"Setiap hari ada empat hingga lima lokasi yang akan dikunjungi. Mengingat padatnya agenda, utamanya pada tanggal 25 hingga 27 Juli, lokasi yang dikunjungi diatur jaraknya berdekatan. Untuk satu rute, ada dua bus yang membawa kurang lebih 45 delegasi," tutur Wisnu di Surabaya, Selasa 12 Juli 2016.
Salah satu kampung yang menjadi destinasi field trip adalah RW VIII Kampung Lawas Maspatih di Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan. Menurut Wisnu, kampung Lawas Maspatih memang spesial. Selain padat penduduk (dihuni 350 keluarga) dan juga berada di pusat kota, juga sarat nilai sejarah dan berprestasi dalam lomba kebersihan yang digelar oleh Pemkot Surabaya. Enam Rukun Tetangga (RT) yang ada di RW VIII Kampung Lawas Maspatih, semuanya mencatat prestasi dalam lomba kebersihan Green and Clean.
"Menariknya, masyakat di sana mandiri secara lingkungan dan juga mengembangkan ekonomi produktif. Sekarang, Kampung Maspatih telah menjadi obyek wisata kampung lawas. Ini harus kita lestarikan," kata pria kelahiran Surabaya ini.
Ketua RW VIII Kampung Lawas Maspatih Surabaya, Sabar Suwastono mengungkapkan bahwa selama ini warga di RW sudah membuka paket wisata green and heritage. Paket wisata itulah yang nantinya ditawarkan ke peserta Prepcom III yang datang berkunjung.
Sabar mengatakan, ketika tamu datang akan disambut dengan welcome drink minuman yang berasal hasil olahan warga. Selama ini, masing-masing RT di RW VIII Kelurahan Maspatih telah mengembangkan budidaya cincau, lidah buaya, jahe, belimbing, dan markisa. Para tamu kemudian diajak masuk ke area II di RT III.
"Di sana, kita bicara tentang tema green. Kita sampaikan prestasi-prestasi di RW VIII disertai foto-foto dan piagam penghargaan," ucap Sabar.
Â
Sabar menjelaskan, para tamu kemudian dibawa ke area III yang merupakan rumah produksi. Di sini, para tamu akan ditunjukkan bagaimana warga mengolah tanaman mereka menjadi minuman. Menariknya, para tamu kemudian dipersilahkan untuk mencoba sendiri membuat minuman.
Selanjutnya, para tamu dibawa ke area histori. Beberapa bangunan heritage yang ada di Kampung Maspatih diantaranya Sekolah Ongko Loro yang merupakan bekas Sekolah Rakyat yang ada sejak zaman Belanda. Bangunan kedua adalah bangunan bekas pabrik roti milik Haji Iskak yang juga pernah menjadi dapur umum kala pertempuran bersejarah, 10 November 1945. Bangunan tersebut ada sejak tahun 1958.
"Bangunan itu masih asli dan belum dipugar. Ada juga edukasi permainan seperti teklek dan dakon. Para tamu kami persilahkan bermain, kita adu dengan warga," ujar pria asli Maspatih ini.