Liputan6.com, Kuta - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali berstatus kuning menyusul aksi teror bom bunuh diri di Solo, Jawa Tengah, jelang Idul Fitri lalu. Status kuning diberlakukan karena adanya indikasi kelompok radikal ISIS berupaya masuk ke dalam negeri melalui jalur udara, selain kasus penyelundupan narkoba.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo menuturkan, ribuan personel diterjunkan untuk mengamankan bandara. "Ada 1.400 personel pengamanan yang bersiaga penuh dalam status kuning atau siaga pengamanan ini," kata Trikora di Kuta, Rabu (13/7/2016).
Ribuan personel yang bersiaga itu merupakan gabungan dari beberapa kesatuan, di antaranya Gegana, Jihandak, T‎NI AU, TNI AD dan petugas Avsec. Pemeriksaan barang secara total diterapkan kepada setiap pengunjung, baik yang datang maupun yang pergi dari Bali.
Baca Juga
"Melihat status kuning ini, kita siaga dengan pengamanan pada sektor kawasan khusus. Guna mengantisipasi terbacanya pengamanan bandara, petugas selain bersiaga penuh juga melakukan operasi atau pemeriksaan barang bawaan penumpang," tutur Trikora.
Penjagaan ketat tak hanya diberlakukan di terminal domestik, tapi juga terminal internasional.‎ Trikora juga mengaku telah memperketat seluruh jalur keluar masuk penumpang di Bandara Ngurah Rai. Ia meminta maaf apabila perjalanan sedikit terganggu dengan pemeriksaan ketat dalam rangka menciptakan keamanan bersama.
"Tidak hanya pada jalur keluar masuknya penumpang yang kita awasi. Pada jalur-jalur tikus yang dimungkinkan ada dan terjadi, kita juga pantau," ucap Trikora.