Sukses

Keluarga Maling Asal Banyuasin Gondol 7 Motor dalam Sebulan

Setiap beraksi menggondol motor, keluarga maling itu hanya perlu semenit untuk merusak kunci motor.

Liputan6.com, Palembang – Jangan dicontoh ulah keluarga maling asal Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Mereka menggasak tujuh sepeda motor milik warga dalam waktu sebulan terakhir. Setiap beraksi, pembobolan kontak sepeda motor itu selesai dalam waktu satu menit saja.

Keluarga maling itu diketuai Agung (21), warga Desa Srimarti, Kampung Bali, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Agung yang berprofesi sebagai buruh bangunan mengajak saudara sepupunya Adi Saputra, SR dan WY.

Dalam aksinya, mereka berbagi tugas. Agung bertugas sebagai pengintai di lokasi kejadian, sedangkan ketiga sepupunya bertindak sebagai eksekutor. Mereka berempat menggunakan kunci T untuk membobol kunci kontak sepeda motor korban. Setelah kunci kontak rusak, mereka langsung kabur membawa sepeda motor korban.

Sudah ada tujuh lokasi di Palembang yang didatangi mereka. Dari tujuh lokasi itu, mereka selalu berhasil membawa pulang satu unit sepeda motor ke rumah dan dijual ke penadah di Kabupaten Banyuasin. Motor yang digondol mereka kebanyakan diparkir di minimarket pinggir jalan raya.

"Satu unit sepeda motor dihargai Rp 2,4 juta per unit dan dibagi sebanyak Rp 600 ribu per orang. Biasanya kami mengincar di Pasar Cinde Palembang dan parkiran minimarket pinggir jalan," ungkap Agung, saat diinterogasi di Mapolda Sumsel, Rabu, 13 Juli 2016.

Menurut Direktur Krimum Polda Sumsel Kombes DTM Silitonga, keluarga maling itu ternyata merupakan residivis. Para residivis itu diduga sudah lama beraksi, bukan seperti pengakuan mereka yang baru satu bulan. Hal itu dikuatkan dengan ditemukannya satu unit senjata api rakitan dan dua butir peluru saat menggeledah rumah SR.

"Komplotan ini memang masih sekeluarga. Dugaan kuat, mereka tidak hanya melakukan pencurian sepeda motor, tapi juga melakukan begal motor dan kekerasan terhadap korban saat melakukan aksinya," kata Silitonga.