Sukses

Sengketa Tanah Sekolah Bertahun-tahun, Orangtua Siswa Bingung

Orangtua siswa sebut pihak yayasan sekolah tidak pernah memberi jaminan tertulis bagi kepastian kenyamanan putra-putrinya.

Liputan6.com, Medan - Akibat penggembokan Sekolah Cinta Budaya (Chong Wen), ratusan siswa terhambat dalam kegiatan belajar pada hari pertama sekolah tahun ajaran baru, Senin, 18 Juli 2016.

Salah satu orangtua murid bernama Aliong mengatakan, orangtua dan wali murid pernah diundang pihak Yayasan Cinta Budaya untuk membahas permasalahan penggembokan dan tanah sekolah.

"Kami pernah diundang, tapi saat berdialog, pihak yayasan tidak memberikan jawaban yang meyakinkan. Mereka juga tidak mau memberikan jaminan tertulis kalau nanti anak kami sekolahnya terhambat," ujar Aliong saat berada di depan gerbang sekolah.

Dia kini kebingungan atas nasib proses pembelajaran anaknya lantaran sudah terlanjur mendaftarkan anaknya ke Sekolah Cinta Budaya. "Kalau dari awal pihak yayasan tidak mampu mengatasi masalah tanah ini. Kami kan bisa mengambil langkah untuk cari sekolah lain," ucap Aliong.

Hampir sama dengan Aliong, seorang orangtua siswa lainnya bernama Hendy mengatakan pihak yayasan harusnya cepat menyelesaikan masalah tanah agar tidak mengganggu kenyamanan siswa.

"Kami bayar uang sekolah di sini, tapi kenapa jadi terganggu proses belajarnya? Jangan kami yang jadi korban permasalahan pemilik tanah dengan sekolah," ucap dia.

Dia berharap agar permasalahan tanah bisa diselesaikan dengan baik oleh kedua belah pihak. Menurut dia, permasalahan tanah di sekolah Cinta Budaya sudah terjadi bertahun-tahun.

"Kalau pihak yayasan keras kepala, ya permasalahan ini akan berlarut. Kan banyak dana dari para donatur, kenapa tidak dibayarkan saja tanah itu? Kami juga berharap Pak Burhanuddin tetap memberikan akses jalan menuju sekolah, agar anak kami tetap bisa sekolah," Hendy memungkasi.

Masalah sengketa tanah di Kompleks MMTC, Jalan Williem Iskandar Medan yang sekarang telah berdiri Sekolah Cinta Budaya (Chong Wen) belum kunjung selesai. Alhasil, pemilik tanah, mantan Pangdam I/BB Mayjen (Purn) TNI Burhanuddin Siagian menggembok pintu masuk atas hak atas tanah miliknya.

Akibat penggembokan tersebut, ratusan wali murid yang hendak mengantarkan anaknya ke sekolah tidak bisa masuk. Ratusan wali murid menunggu di depan gerbang sekolah dengan kondisi hujan. Usai Burhanuddin dan pihak yayasan berdialog, ratusan siswa yang sudah menunggu beberapa jam diberikan izin masuk sekolah.