Liputan6.com, Yogyakarta - Sebuah temuan baru diluncurkan ke pasar dan diproduksi massal sejak awal April lalu. Namanya Maslaha-Jell99, inovasi pendingin pengganti es batu untuk mengawetkan ikan dan daging. Tidak hanya itu, produk ini juga bisa menggantikan dingin kulkas ketika mati listrik.
Maslaha-Jell99 lahir dari hasil riset Dadang R Suherman bersama dengan ketiga temannya, Riyanto, Agus Widarba, dan Gagah Chandra Pradipta. Produk yang dijual Rp 25.000 per batang ini dikemas dalam botol plastik HDPE yang aman untuk pangan berbentuk balok pipih berukuran 22,5x9x3 cm dengan berat 500 gram.
"Produk ini terbuat dari delapan unsur senyawa kimia yang komposisinya tidak bisa disebutkan tetapi dipastikan aman bagi lingkungan karena sudah melalui tes," ujar Dadang, Senin, 18 Juli 2016.
Pencampuran unsur harus urut dengan takaran yang ditentukan karena apabila salah mencampur bisa meledak. Dua unsur yang terdapat di dalam Maslaha-Jell99 adalah freezer agent dan barium hidroksida.
Baca Juga
Barium bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, berfungsi untuk menyerap energi dingin. Jika sudah tidak digunakan, kata Dadang, formula tersebut dapat dijadikan pupuk untuk padi di sawah dan juga makanan ikan.
Ia menjelaskan, produk ini harus disimpan di dalam mesin pendingin atau freezer agar bisa digunakan untuk mengawetkan ikan dan daging. Penempatannya cukup dimasukkan ke kotak seperti layaknya tukang ikan, dengan takaran 100 kilogram ikan cukup 60-70 keping saja.
Sebagai kulkas cadangan saat mati listrik, Maslaha-Jell99 yang sudah dalam keadaan beku bisa disebar di lapisan kulkas. "Cukup enam keping saja," ucap dia.
Lebih Ekonomis
Produk ini juga dinilai lebih ekonomis. Ia menghitung jika dalam tiga tahun, pedagang ikan atau daging ayam menghabiskan dana Rp 34 juta untuk membeli es batu, dan sekali pengiriman 1.500 kilogram ikan menggunakan mobil boks butuh biaya Rp 750 ribu, biaya membeli es batu dalam tiga tahun sebanyak Rp 342 juta.
Sedangkan, Maslaha-Jell99 dengan penyimpanan 100 kilogram ikan selama tiga tahun hanya membutuhkan biaya Rp 7,5 juta. Itu berarti menghemat 72%. Untuk pengiriman dengan temuan ini hanya Rp 56 juta dalam periode yang sama yang berarti hemat 82%.
"Tiga tahun menjadi patokan kami karena produk ini bisa bertahan sampai tiga tahun," ucap Dadang.
Saat ini, pesanan Maslaha-Jell99 sudah mencapai 50.000 keping dan dipasarkan ke Kalimantan Barat, Jakarta, Kudus, Cilacap, Pangandaran, Pekalongan, dan Palembang.
Nama Maslaha-Jell99, kata dia, merepresentasikan proses uji coba produk selama tiga tahun. Maslaha berasal dari bahasa Arab yang berarti manfaat, sedangkan jell karena bentuk formulanya menyerupai jeli.
Angka 99 yang menempel di belakang merek tanpa spasi menunjukkan efektivitas produk yang hampir mendekati 100%. "Karena 100 persen hanya milik Allah, kami tidak mau takabur," kata Dadang.
Saat ditanya asal ide pembuatan Maslaha-Jell99, Dadang menjawab sembari tertawa. Ia teringat kejadian empat tahun lalu saat masih menjadi penjual daging ayam potong yang mengirimkan barang ke supermarket-supermarket besar.
Ia dicaci maki pemilik supermarket karena produk yang dikirimnya tidak baik. "Bangkai kok dikirim," ucap Dadang menirukan orang itu.
Advertisement