Liputan6.com, Yogyakarta - Para pengusaha batik, kulit, dan kerajinan di Yogyakarta berkesempatan mendapatkan pendampingan, pendanaan, dukungan teknis, serta hadiah uang dalam kompetisi Innovating Jogja yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait.
"Syaratnya, mereka harus memiliki ide inovasi dari usahanya dan mendaftarkan diri dalam kompetisi ini," ujar Satryo Sumantri Brojonegoro, perwakilan EU Indonesia Trading Cooperation Facility (TCF) dalam jumpa pers di Hotel Phoenix Yogyakarta, Selasa, 19 Juli 2016.
Innovating Jogja, kata dia, adalah kompetisi terbuka bagi start up, pengusaha, dan umum yang memiliki ide bisnis atau rencana pengembangan usaha berbasis inovasi. Kandidat terpilih sebanyak 45 orang berhak mengikuti pelatihan tentang berbagai aspek bisnis, pemasaran dan branding, manajemen keuangan, hak kekayaan intelektual, dan perencanaan usaha.
Berikutnya, 12 orang terpilih dari pelatihan akan mengikuti program akselerasi untuk mendapatkan pendampingan intensif dari pebisnis senior dan tenaga ahli di Yogya. Mereka masing-masing mendapatkan uang Rp 20 juta dan Rp 10 juta untuk tes pasar dan pembuatan prototipe.
Baca Juga
Mereka kemudian diseleksi menjadi enam juara yang berhak mendapatkan dukungan bisnis dan peluang ekspor. Para juara masing-masing mendapatkan tabungan dari BNI sebesar Rp 25 juta dan modal usaha dalam bentuk KUR sebesar Rp 25 juta.
Waktu pendaftaran, kata Satryo, dimulai 23 Juni sampai 2 Agustus dan dilakukan melalui info@innovatingjogja.com. Informasi lengkap bisa diakses di www.innovatingjogja.com.
"Program ini untuk menciptakan iklim berinovasi tidak hanya ekonomi tetapi juga non ekonomi dan yang perlu diingat inovasi yang dimaksud juga harus sesuai dengan kebutuhan," ucap Satryo.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend mengatakan kegiatan ini juga didanai oleh Uni Eropa. "Kami menggelontorkan dana 12 juta Euro atau sekitar Rp 18 miliar ke TCF untuk menjalankan program-programnya selama empat tahun di Indonesia, tidak hanya Innovating Jogja," tutur Vincent.